Bab Pendahuluan Tugas Akhir / Skripsi Jurusan Ekonomi 
Managemen dengan Judul : Analisis variabel PER, PBV, size dan beta Untuk
 menjelaskan tingkat pengembalian saham perusahaan di pasar
Dunia investasi di Indonesia saat ini bukanlah merupakan satu dunia 
yang asing. Banyak masyarakat yang telah mengenal dunia ini dan bahkan 
telah mulai terjun ke dalamnya. Sebagian dari masyarakat sudah mulai 
sadar bahwa dana lebih yang mereka miliki dan tidak terpakai bisa saja 
mengalami penambahan nilai lewat aktivitas investasi ketimbang dengan 
hanya menyimpannya secara pribadi di dalam rumah.
Saat ini tercatat sebanyak 344 perusahaan, yang terbagi atas 9 
sektor, terdaftar sebagi emiten (Media Indonesia, 10 Oktober 200x). Dari
 sekian banyak emiten dengan instrumen investasi yang mereka tawarkan 
masing-masing, investor dapat berinvestasi pada satu atau beberapa 
instrumen yang ada. Masalahnya adalah, di antara semua instrumen 
tersebut, manakah yang sekiranya baik dan tepat sehingga nantinya mampu 
memenuhi harapan para investor.
Dalam berinvestasi, investor telah merelakan konsumsi atas sejumlah 
dana yang mereka miliki saat ini untuk ditukar dengan aset-aset 
investasi. Kerelaan yang diberikan para investor ini berimbal hasil pada
 kemungkinan akan satu atau lebih keuntungan yang bersifat finansial. 
Pada saham contohnya, investor pemegang instrumen investasi ini bisa 
mendapatkan dua bentuk keuntungan finansial; dividen (bagi investor yang
 lebih menginginkan mendapatkan hak kepemilikan atas perusahaan) dan capital gain
 (bagi investor yang lebih menginginkan keuntungan cepat). Dividen 
adalah merupakan satu-satunya bentuk pembayaran tunai yang diberikan 
oleh perusahaan emiten kepada para pemegang sahamnya. Sedangkan capital gain
 adalah keuntungan tambahan yang bisa didapat investor dari hasil 
selisih harga pembelian saham dengan harga ketika dilakukan penjualan 
atas saham tersebut.
Investor yang mengharapkan capital gain memiliki prediksi 
serta pengharapan akan adanya kenaikan harga pada saham yang ingin 
dibelinya pada saat melakukan pembelian. Kenaikan terhadap harga saham 
inilah yang nantinya akan memberikan return positif bagi investor ketika ia menjual kembali saham yang dimilikinya tersebut. Return positif hanya didapat jika harga jual saham lebih besar dibanding harga pembeliannya.
Dalam melakukan prediksi akan kondisi harga saham di masa datang, 
investor tidak hanya mengandalkan keberuntungan semata. Saham yang 
nantinya akan mengalami kenaikan harga dapat diketahui melalui sebuah 
proses analisa. Dalam melakukan analisa ini, investor harus membekali 
dirinya dengan pengetahuan akan bagaimana proses pembentukan harga 
terjadi pada sebuah saham atau setidaknya investor harus mengetahui 
variabel-variabel apa saja yang dapat mempengaruhi return sebuah saham agar ekspektasi mereka akan return di masa datang dapat diperoleh sehingga usaha dalam mencari return positif bisa diwujudkan.
Teori yang banyak digunakan sebagai acuan para akademisi dalam hal pembentukan return investasi adalah teori oleh Sharpe (1964), Lintner (1965) dan Black (1972) yang dikenal dengan Capital Asset Pricing Model (CAPM). Model ini menyatakan bahwa return adalah merupakan satu fungsi dari (1) risk-free rate (tingkat pengembalian instrumen investasi bebas resiko), (2) resiko sistematik instrumen investasi (beta) dan (3) premi terhadap resiko yang diharapkan (Keown, 2001). Model tersebut menyatakan bahwa beta adalah satu-satunya variabel bebas yang dapat mempengaruhi return saham.
Penelitian selanjutnya menyebutkan bahwa ternyata selain beta terdapat adanya variabel-variabel lain yang berpengaruh terhadap return. Basu (1983) menunjukkan bahwa P/E ratio dapat membantu menjelaskan return pada saham di pasar Amerika. P/E ratio terbukti memiliki pengaruh positif pada return saham. Dalam penelitiannya dia juga mengikut sertakan variabel lain selain P/E ratio seperti nilai kapitalisasi pasar (size) serta beta (?) saham. Fama and French (1992) menemukan adanya hubungan negatif antara size dan PBV (price to book value ratio) dengan return
 pada saham-saham NYSE, AMEX dan NASDAQ. Di Indonesia, penelitian serupa
 juga telah dilakukan. Dewiyani (1998) mencoba untuk menemukan hubungan 
antara variabel beta, PE ratio, size, dan PBV terhadap return
 saham di Bursa Efek Jakarta untuk periode penelitian dari Januari 1993 
s/d Desember 1996. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa terdapat dua 
variabel yang berhubungan dengan return yaitu size dan PBV. Kedua variabel tersebut secara bersama-sama (pooled) memberi pengaruh negatif terhadap return.
Penulis lewat penelitian ini ingin mencoba melakukan replikasi 
terhadap penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, terutama
 yang penelitian oleh Leola Dewiyani, namun dengan periode data yang 
berbeda. Penulis ingin membuktikan apakah dengan periode data yang 
berbeda, hasil dari penelitian akan menunjukkan hubungan yang sama 
antara variabel return sebagai variabel terikat dengan variabel PER, PBV, size dan beta.
| Download File Lengkapnya... |
| Download File Lengkapnya... |
Comment With Facebook!
Rating: 4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: Analisis variabel PER, PBV, size dan beta Untuk menjelaskan tingkat pengembalian saham perusahaan di pasar




 

 22.58
22.58
 Unknown
Unknown
 
 Posted in:
 Posted in:  
0 komentar:
Posting Komentar