1.1 Latar Belakang Masalah Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan masker pada para pekerja pengamplasan di Perusahaan CV Permata 7 Wonogiri
Tujuan dari pendidikan pembinaan kesehatan dan keselamatan kerja adalah
terciptanya keamanan dan kenyamanan hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan terciptanya derajat kesehatan yang optimal. Selain itu tujuan
lain adalah untuk menjadikan masyarakat sehat sehinga dapat meraih cita-cita
yang diimpikan. Kesehatan adalah kondisi yang bukan hanya terbebas dari
penyakit, cacat dan kelemahan, tetapi juga kondisi yang positif dari kesejahteraan
fisik, mental dan sosial yang dapat mendukung seseorang hidup produktif. Hal ini
sesuai dengan program Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan dengan
upaya mewujudkan masyarakat Indonesia sehat seutuhnya lahir dan batin dengan
visi dan misi yang sejajalan dengan kaedah kehidupan berbangsa dan bernegara
adil dan merata.(Departemen Kesehatan RI, 1990)
Program kesehatan kerja juga meliputi kesehatan para buruh dan pekerja
pabrik lainnya dikarenakan Indonesia adalah negara dengan tingkat kesadaran
yang sangat rendah dalam hal program kesehatan dan keselamatan kerja. Terbukti
masih tingginya angka kecelakaan kerja dan keracunan kerja yang dihadapi para
pekerja di negara ini baik secara langsung maupun tidak langsung. (A. M. Sugeng
Budiono, 1992 : 171)
Kesehatan antara lain dipengaruhi oleh kualitas lingkungan, sedangkan
kualitas lingkungan mempengaruhi kualitas hidup manusia. Kualitas lingkungan
merupakan resultan kualitas daya dukung. Jaminan tetap terjaganya kualitas
lingkungan harus menjadi prioritas khusus dan kesehatan pekerja harus
ditempatkan pada tingkat pertama. Menjaga kelangsungan dan kesetabilan
lingkungan tersebut maka, diperlukan kualitas pencegahan yang sangat baik
terhadap segala sesuatu yang dapat merusak lingkungan.
Lingkungan tempat kerja yang tidak sehat dapat menjadikan masalah bagi
pekerja. Faktor – faktor yang dapat menjadikan penyebab penyakit akibat kerja,
antara lain adalah faktor fisik (kebisingan, radiasi, suhu), golongan kimiawi (debu,
uap, gas, awan) golongan infeksi (bakteri, virus, parasit), golongan fisiologis dan
golongan mental-psikologis. (Anies, 2005 : 8)
Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan pada bulan Juni tahun
2006, di Perusahaan meubel CV Permata 7 Wonogiri, didapatkan bahwa dari
pusat pengamplasan yang memakai masker hanya 35 tenaga kerja dari 50 tenaga
kerja dari tempat berlangsungnya proses pengamplasan di CV Permata 7
Wonogiri, masker yang digunakan terbuat dari kain kasa dengan tali dikedua
sisinya, dari 35 pekerja tersebut ada yang menggunakan sehelai kain atau sapu
tangan, walau kemampuannya sangat kurang untuk menyaring debu sehingga
tidak baik bagi kesehatan para pekerja.
Fenomena pemakaian masker ini sangat menarik untuk dikaji lebih
mendalam karena kesehatan dan keselamatan para pekerja di Perusahaan meubel
CV Permata 7 Wonogiri harus lebih diutamakan dari pada hasil produksi yang
ada. Mengingat akibat jangka panjang yang ditimbulkan apabila para pegawai
pengamplasan tidak memakai masker dapat membahayakan kesehatan, maka
perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan masker pada para pekerja pengamplasan di Perusahaan CV Permata
7 Wonogiri
| Download File Lengkapnya... |
| Download File Lengkapnya... |
09.48
Unknown
No comments
Comment With Facebook!
4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan masker pada para pekerja pengamplasan di Perusahaan CV Permata 7 Wonogiri
Rating:
0 komentar:
Posting Komentar