Follow me on Facebook! Follow me on Twitter!
 7projectsdistro.com - Toko Kaos Distro Online Terlengkap Termurah dan Terpercaya

Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadīs Nabi SAW (Studi Analisis Terhadap Hadīs Tentang Ażān di Telinga Bayi yang Baru Lahir)

PanduanTOEFL Terbaik dengan Metode MindMap
A. Latar Belakang Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadīs Nabi SAW (Studi Analisis Terhadap Hadīs Tentang Ażān di Telinga Bayi yang Baru Lahir)

Masalah Hadīs yang merupakan sumber hukum Islam kedua setelah al-Qur'an, sangat penting bagi umat Islam sebagai pedoman dalam melaksanakan ajaranajaran Islam. Allah telah mengisyaratkan kepada umat Islam agar mereka melaksanakan Sunnah Nabi SAW sebagai mana mereka mengamalkan alQur'an, karena keduanya merupakan satu kesatuan.

Firman Allah :

...ْ ْﻢ ُآ ﺎ َﻬ َﻧ ﺎَﻣَو ُﻩ و ُﺬ ُﺨ َﻓ ُلﻮُﺳﱠﺮﻟا ُﻢ ُآ ﺎ َﺗ ﺁ ﺎَﻣَو اﻮُﻬَﺘْﻧﺎَﻓ ُﻪ ْ ﻨ َﻋ)...ﺮﺸﺤﻟا:7

( ... Apa yang diberikan oleh rasul kepadamu, maka hendaklah kamu menerimanya dan apa yang dilarangnya bagimu, maka hendaklah kamu meninggalkannya (apa yang dilarangnya itu) …(Q.S. al-hasyr : 7) Ayat tersebut di atas menyiratkan bahwa perintah Rasul harus dilaksanakan dan apapun yang dilarang oleh rasul maka hendaknya ditinggalkan, yang tentunya segala perintah dan larangan itu ada dalam hadīs Nabi.

Ada pula beberapa ayat yang menerangkan tentang ketaatan kepada Rasul diantaranya

: َ ﻦ ﻳ ِﺮ ِﻓ ﺎ َﻜ ْ ﻟ ا ﱡﺐ ِﺤ ُﻳ َﻻ َﷲ ا ﱠن ِﺈ َﻓ اْﻮﱠﻟَﻮَﺗ ْ ن ِﺈ َﻓ َلﻮُﺳﱠﺮﻟاَو َﷲ ا ا ﻮ ُﻌ ْ ﻴ ِﻃ َأ ْﻞ ُﻗ) لﺁ ناﺮﻤﻋ:32

Katakanlah :” Taatilah Allah dan Rasul-Nya; jika engkau berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir (Q.S. Ali Imran : 32)

Ayat diatas mengandung perintah untuk taat kepada Allah dan RasulNya yang bisa kita artikan bahwa taat kepada Allah adalah dengan melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah yang tersurat dalam al Qur'an, sedangkan taat kepada Rasulullah adalah melaksanakan perintah dan larangannya yang terdapat dalam hadīs Nabi. Nabi Muhammad SAW sebagai guru terbesar bagi umat Islam mempunyai perhatian yang sangat besar dan khusus terhadap pendidikan meski kita tahu bahwa semua hadīs Nabi diantara tujuannya adalah mengajarkan dan memberikan pengetahuan kepada seluruh umatnya. Secara umum Hadīs Nabi menuntun kita untuk menjadi hamba Allah yang taqwa dengan mengamalkan semua perintah dan meninggalkan laranganNya yang diharapkan kita menjadi orang yang fi al-dunya hasanah wa fi al- akhirati hasanah.

Untuk menjadikan insan yang bertakwa itu tentunya dibutuhkan pendidikan sejak dini bagi anak agar bisa tumbuh sesuai dengan harapan agama yang disebut dengan anak sholeh. Anak sholeh merupakan tuntunan agama yang juga menjadi harapan setiap orang tua tetapi tidaklah mudah untuk meraihnya, karena orang tua sebagai fist school dianjurkan mampu memotivasi perkembangan anak secara total yang mencakup fisik, emosi, intelektual dan religius-spiritual ; bahwa perkembangan intelektual senantiasa dibarengi dan seirama dengan perkembangan religius adalah suatu keniscayaan dalam pendidikan islam , sehingga dalam mengukirnya sesuai dengan ajaran agama agar terbentuk generasi yang setabil dalam mengarungi kehidupan dunia dan akhirnya selamat sampai kehidupan di akhirat nanti. Sudah menjadi keharusan bahwa pendidikan terhadap anak merupakan tanggung jawab orang tua sepenuhnya karena pada dasarnya anak lahir dalam keadaan fitrah sebagaimana sabda Nabi : ِﺪ ْ ﻴ ِﻟ َﻮ ﻟ ا ُﻦ ْ ﺑ ُﺐ ِﺟ ﺎ َﺡ ﺎَﻨَﺛَﺪَﺡ . ﱢي ِﺪ ْ ﻴ َﺑ ﱡﺰ ﻟ ا ِﻦ َﻋ ٍب ْ ﺮ َﺡ ُﻦ ْ ﺑ ُﺪ ﱠﻤ َﺤ ُﻣ ﺎَﻨَﺛَﺪَﺡ , ِﻦ َﻋ ﱢي ِﺮ ْ ه ﱡﺰ ﻟ ا . َة َﺮ ْ ﻳ َﺮ ُه ْ ﻲ ِﺑ َا ْﻦ َﻋ ِﺐ ﱠﻴ َﺴ ُﻤ ْ ﻟ ا ُﻦ ْ ﺑ ُﺪ ْ ﻴ ِﻌ َﺳ ْ ﻲ ِﻧ َﺮ َﺒ ْ ﺥ َا: ُل ْ ﻮ ُﻘ َﻳ َن ﺎ َآ ُﻪ ﱠﻧ َا : ِﷲ ا ُل ْ ﻮ ُﺳ َر َل ﺎ َﻗρ : ْﻮ ُﻳ ﱠﻻ ِا ٍد ْﻮ ُﻟ ْﻮ َﻣ ْﻦ ِﻣ ﺎَﻣ ِة َﺮ ْ ﻄ ِﻔ ْ ﻟ ا ﻰﻠَﻋ ُﺪ َﻟ . ُﻩ ا َﻮ َﺑ َﺄ َﻓ ِﻪ ِﻧ ﺎ َﺴ ﱢﺠ َﻤ ُﻳ َو ِﻪ ِﻧ ا َﺮ ﱢﺼ َﻨ ُﻳ َو ِﻪ ِﻧ ا َد ﱢﻮ َﻬ ُﻳ)ﻢﻠﺴﻣ ﻩاور ( Dari Abu Hurairah r.a. berkata :Rasulullah SAW bersabda : Tiada seorang anakpun yang lahir kecuali ia dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan ia beragama Yahudi, Nasrani dan Majusi. Hadīs tersebut jelas menyebutkan bahwa setiap anak terlahir dalam keadaan fitrah, polos bagai kain kanvas putih yang akan dapat dengan mudah dicoreti tinta warna apapun dan dengan bentuk gambar bagaimanapun sehingga orang tua akan dapat dengan mudah melukiskan dengan corak, warna dan model yang sesuai dengan kehendaknya, dalam hal ini seakan Rasulullah memberikan otoritas penuh kepada orang tua tanpa adanya campur tangan dari pihak lain sampai Rasulullah mengungkapkan bahwa anak (dari orang muslim) tergantung atas orang tuanya yang mau membentuknya sebagai generasi Yahudi, Nasrani ataupun Majusi. Begitu besar tanggung jawab orang tua terhadap pendidikan anak sejak dini agar kelak besar nanti anak tidak menempuh jalan yang sesat, diantara pendidikan terhadap anak sejak awal ini Rasulullah SAW memberikan suritauladan dengan sebuah hadīs yang diriwayatkan oleh Abu Daud :

ُﻋ ُﻦ ْ ﺑ ُﻢِﺹﺎَﻋ ْ ﻲ ِﻨ َﺛ َﺪ َﺡ َل ﺎ َﻗ َن ﺎ َﻴ ْ ﻔ ُﺳ ْﻦ َﻋ َﻲ ْ ﺤ َﻳ ﺎَﻨَﺛ ْد ﱠﺪ َﺴ ﻣ ﺎَﻨَﺛَﺪَﺡ ْﻦ َﻋ ِﷲ ا ِﺪ ْ ﻴ َﺒ َل ﺎ َﻗ ِﻪ ْ ﻴ ِﺑ َا ْﻦ َﻋ ِﻊ ِﻓ ا َر ْ ﻲ ِﺑ َا ِﻦ ْ ﺑ ِﷲاِﺪْﻴَﺒُﻋ : ِﷲ ا َل ْ ﻮ ُﺳ َر ُﺖ ْ ﻳ َأ َر ρ ِن ُذ ُا ْﻲ ِﻓ َن ﱠذ َأ ِة َﻼ ﱠﺼ ﻟ ﺎ ِﺑ ُﺔ َﻤ ِﻃ ﺎ َﻓ ُﻪ ْ ﺗ َﺪ َﻟ َو َﻦ ْ ﻴ ِﺡ ﱢﻲ ِﻠ َﻋ ِﻦ ْ ﺑ ِﻦ َﺴ َﺤ ْ ﻟ ا)دواد ﻮﺑا ﻩاور(

(Abu Dawud berkata) : Musaddad telah menyampaikan suatu hadīs kepada kami, (Musaddad berkata) : Yahya telah menyampaikan hadīs tersebut kepada kami dari Sufyan, (Sufyan) berkata : ‘Ashim bin ‘Ubaidillah menyampaikan hadīs kepadaku dari ‘Ubaidillah bin Abi Rafi’ dari bapaknya, dia (Abi Rafi’) berkata : “Saya telah melihat Rasulullah SAW mengumandangkan ażān pada telinga al Hasan bin Ali ketika Fathimah melahirkannya, dengan ażān shalat” Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Sri Mufarida (Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo) dalam skripsinya yang berjudul Kualitas Hadiś tentang Ażan pada Telinga Bayi yang Baru Lahir, dinyatakan bahwa ditemukan tiga riwayat hadīs tersebut melalui Ahmad bin Hambal, Al-Tirmidzi dan Abu Daud, dan semuanya melalui satu periwayat yang da’īf yaitu ‘Ashim bin ‘Ubaidillah, sehingga bila dipandang dari segi riwayatnya hadīs ini termasuk hadīs yang da’īf, tetapi secara matan hadīs ini bukanlah termasuk hadīs yang da’īf karena dari segi kandungan matanya tidak bertentangan dengan al-Qur'an dan tidak bertentangan dengan akal sehat.

Melihat dari kualitas hadīs yang lemah dalam hal sanad tetapi dari segi matanya tidak termasuk hadīs yang bertentangan dengan ketentuan al-Qur'an dan tidak bertentangan dengan akal sehat maka secara hukum hadīs ini tidak wajib dilaksanakan. Tentang pelaksanaan hadīs da’īf ada sebagian ulama yang melarang penggunaan hadīs da’īf, tetapi sebagian yang lain memperbolehkan apabila digunakan untuk fadhailul ‘amal atau bila tidak ditemukan dalil yang lebih kuat. Dan dimungkinkan pelaksanaan hadīs ini adalah atas tujuan fadhailul ‘amal sehingga melaksanakan hadīs ini dalam kehidupan sehari-hari adalah dibolehkan. Disamping itu juga melihat fenomena yang terjadi di kalangan orangorang yang berpegang dengan sunnah Nabi SAW masih menunjukkan bahwa mengumandangkan ażān pada telinga bayi yang baru lahir merupakan bagian syariat Islam.

Tentunya dengan alunan suara yang merdu (tidak terlalu keras) ke telinga bayi yang baru lahir. Dari hadīs tersebut yang meskipun dianggap da’īf karena melalui satu periwayat yang da’īf, tapi melihat kenyataan di masyarakat yang banyak sekali melaksanakan hadīs tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut akan adanya bentuk pendidikan yang dapat diambil dari hadīs tersebut melalui penulisan skripsi dengan judul : Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadīs Nabi SAW (Studi Analisis Terhadap Hadīs Tentang Ażān di Telinga Bayi yang Baru Lahir)


| Download File Lengkapnya... |
Like Skripsi Ini :

Baca Juga Judul Menarik Lainnya di Bawah INI :

Comment With Facebook!

Rating: 4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: Nilai-nilai Edukatif Dalam Hadīs Nabi SAW (Studi Analisis Terhadap Hadīs Tentang Ażān di Telinga Bayi yang Baru Lahir)

0 komentar:

Posting Komentar