1.1 Latar Belakang Masalah Efektifitas Pelayanan Sosial Terhadap Anak Asuh Oleh Yayasan Kinderfreude
Gempa bumi (earthquake) adalah peristiwa pergeseran lapisan batuan di
dalam bumi yang menyebabkan permukaan bumi terbelah (ground cracking).
Gempa terjadi apabila energi yang terkandung dalam formasi batuan bumi tiba-
tiba terlepas. Pelepasan timbunan energi yang besar menyebabkan gempa bumi
berkekuatan yang niscaya meruntuhkan bangunan rumah, gedung-gedung serta
permukaan tanah terbelah.
Gempa bumi dalam pengertian ilmiah adalah getaran (ground shaking)
akibat pelepasan energi secara tiba-tiba pada patahnya lapisan batuan di bumi,
getaran gempa dipancarkan dalam bentuk gelombang seismic (dari bahasa
Yunani: seismos, berarti mengguncang). Dalam peristiwa gempa dikenali adanya
focus yaitu lokasi di dalam bumi yang mengalami retakan/patah dan disinilah
gempa berasal, sedangkan epicenter adalah lokasi permukaan bumi yang berada
tepat di atas fokus.
Indonesia dikenal sebagai negeri yang mempunyai potensi gempa bumi,
tsunami dan letusan gunung berapi. Pada tanggal 26 Desember 2004 terjadi
gempa dahsyat di Samuder Hindia lepas pantai barat Aceh. Gempa bumi yang
sangat dahsyat ini mengakibatkan terjadinya tsunami (gelombang pasang) yang
menelan begitu banyak korban dan merusak begitu banyak bangunan. Gelombang
tsunami alamiah terjadi karena pergeseran arus air yang besar di laut diakibatkan oleh naiknya dasar laut secara tiba-tiba. Tragedi tsunami pada tanggal 26
Desember 2004 telah menyentak perhatian dunia. Luasnya jangkauan tsunami
melanda 12 negara di dua benua, Asia dan Afrika menelan kurang lebih 280.000
korban jiwa dengan korban terbesar 81,4 % adalah warga di satu propinsi
Indonesia yaitu Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). NAD dikenal sebagai Daerah
Istimewa Aceh atau “Serambi Mekah” adalah propinsi khusus dengan mayoritas
penduduk beragama Islam. Posko Depsos, beberapa bulan setelah peristiwa
tsunami tersebut melaporkan bahwa jumlah korban yang hilang sebanyak 116.368
orang (116.344 di NAD dan 24 di Sumut), sedangkan penduduk yang mengungsi
berjumlah 466.807 orang. Sementara itu jumlah yang rusak adalah sebanyak
28.059 unit (http://www.tokohindonesia.com/berita/2005/tsunami/tsunami.shtml).
Selain merenggut banyak korban jiwa di Negara kita, juga merenggut
banyak korban jiwa di Negara-negara lain seperti Sri Lanka, India, Bangladesh,
Thailand, Maladewa, Malaysia dan Somalia. Masih berselang beberapa bulan
setelah peristiwa tsunami di Aceh, Indonesia kembali diguncang oleh sebuh
gempa dahsyat yang kota Nias dan memperparah kondisi infrastruktur transportasi
yang ada di Nias terlebih setelah tsunami tanggal 26 Desember 2004. gempa bumi
yang terjadi tepatnya tanggal 28 Maret 2005 ini terjadi pada pukul 23.09 WIB
pada 28 Maret 2005. Pusat gempanya berada di 2° 04′ 35″ U 97° 00′ 58″ T, 30 km
di bawah permukaan Samudra Hindia, 200 km sebelah barat Sibolga, Sumatra
atau 1400 km barat laut Jakarta, sekitar setengah jarak antara pulau Nias dan
Simeulue. Catatan seismik memberikan angka 8,7 skala Richter (BMG di Indonesia mencatat 8,2) dan getarannya terasa hingga Bangkok, Thailand, sekitar
1.000 km jauhnya.
Dengan kekuatan sebesar 8,7 SR, gempa ini merupakan gempa bumi
terbesar kedua di dunia sejak tahun 1964. Segera setelah terjadi, muncul
peringatan akan kemungkinan datangnya tsunami yang akhirnya tidak terjadi.
Gempa ini kemungkinan terpicu oleh gempa sebelumnya pada bulan Desember
2004, gempa bumi Samudra Hindia 2004.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Gempa.bumi.Sumatra.Maret/2005).
Tsunami di Aceh dan gempa bumi di Nias ini cukup mengganggu
perekonomian Negara. Rusaknya infrastruktur kedua daerah yang paling banyak
korban ini memerlukan dana yang tidak sedikit untuk perbaikan kembali. Di Nias,
gempa bumi mengakibatkan kerusakan fisik yang parah pada hampir seluruh
fasilitas kesehatan di Kepulauan Nias.(http:pic-brr.blogspot.com/2008/04/3-
tahun-bencana-gempa-bumi-nias-dan,html).
Kerusakan akibat gempa Nias sangat nyata, permukaan tanah terbelah,
jalan dan bangunan seketika hancur serta Pulau Baru di sebelah barat Nias.
Formasi dasar laut antara Pulau Nias (SUMUT) sampai daratan Singkil (NAD)
tenggelam, rumah-rumah di pinggir pantai juga tenggelam sampai tiga meter.
Kerusakan ini menimbulkan kepanikan warga, sehingga puluhan ribu penduduk
Nias berbondong-bondong mengungsi ke Sumatera Utara karena takut ancaman
tsunami berikutnya. Terbukti bahwa gempa besar Nias yang lebih kecil dari
laporan gempa sangat besar Aceh ternyata menyebabkan kehancuran yang lebih
dahsyat. Adapun tujuan utama dari Yayasan Kinderfreude adalah menyediakan
tempat penampungan bagi anak-anak yatim piatu, anak yatim, piatu akibat korban
bencana alam tsunami, anak-anak dari keluarga yang miskin atau tidak mampu,
memberikan perlindungan serta turut membantu anak-anak meraih cita-cita,
memberikan latihan-latihan keterampilan, juga membimbing mereka menjadi
pribadi yang lebih baik lagi. Saat ini secara keseluruhan Yayasan Kinderfreude memberikan pengasuhan terhadap 37 orang anak, yang terbagi di dalam 3 rumah
asuh.
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka peneliti tertarik
untuk melihat sejauhmana efektifitas pelayanan sosial Yayasan Kinderfreude yang
terangkum dalam skripsi dengan judul : “Efektifitas Pelayanan Sosial terhadap
Anak Asuh oleh Yayasan Kinderfreude”.
1.2 Perumusan Masalah
Masalah merupakan bagian yang sangat penting atau bagian pokok dari
suatu kegiatan penelitian (Arikunto, 2002: 47). Berdasarkan latar belakang
masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah
dalam penelitian ini adalah : “ bagaimanakah efektifitas pelayanan sosial terhadap
anak asuh oleh Yayasan Kinderfreude?”
11.05
Unknown
No comments
Comment With Facebook!
4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: Efektifitas Pelayanan Sosial Terhadap Anak Asuh Oleh Yayasan Kinderfreude
Rating:
0 komentar:
Posting Komentar