Latar Belakang Masalah Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi dengan Media Gambar pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mencakup empat macam
keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan (listening skills), berbicara
(speaking skills), membaca (reading skills), dan menulis (writing skills).
Keterampilan menyimak berkenaan dengan bahasa lisan, sedangkan
keterampilan membaca dan menulis berkenaan dengan bahasa tulis.
Setiap keterampilan itu erat sekali hubungannya dengan tiga
keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam. Dalam memperoleh
keterampilan berbahasa, biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang
teratur: mula-mula pada masa kecil kita belajar menyimak bahasa kemudian
berbicara, sesudah itu kita belajar membaca dan menulis. Menyimak dan
berbicara kita pelajari sebelum memasuki sekolah. Keempat keterampilan
tersebut pada dasarnya merupakan suatu kesatuan, merupakan catur tunggal
(Tarigan 1986:1).
Menulis merupakan kegiatan kebahasaan yang penting di samping
tiga kemampuan lainnya. Hal itu ditujukan pada tujuan setiap pengajaran
bahasa di sekolah, yaitu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, maupun
Sekolah Menengah Atas ditujukan untuk mencapai keterampilan-keterampilan
berbicara, membaca, menyimak, dan menulis. Keterampilan-keterampilan
tersebut tentu saja harus dilandasi dengan pengetahuan kebahasaan.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap
muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif
dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini maka sang penulis haruslah trampil
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan
menulis ini tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan
dan praktek yang banyak dan teratur.
Dalam kehidupan modern ini jelas bahwa keterampilan menulis tidak
hanya penting dalam dunia pendidikan, tetapi juga penting untuk lingkungan
masyarakat. Keterampilan menulis ini penting karena keterampilan menulis
sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Keterampilan menulis merupakan suatu
ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Oleh karena itu,
sebagai bangsa terpelajar orang Indonesia mempunyai keterampilan menulis.
Keterampilan menulis adalah keterampilan yang kompleks, karena
keterampilan menulis ini merupakan suatu proses pengembangan yang
menuntut pengembangan waktu, kesempatan, dan memerlukan cara berpikir
yang teratur untuk mengungkapkannya dalam bentuk bahasa tulis (Tarigan
1986:4).
Pengembangan keterampilan menulis perlu mendapat perhatian
sungguh-sungguh sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa. Menulis
memang dapat dikuasai oleh siapa saja yang memiliki keterampilan intelektual
yang memadai. Berbeda dengan keterampilan menyimak dan berbicara,
menulis tidak diperoleh secara "alami" melainkan perlu latihan.
Agar dapat terampil dalam menulis, seseorang harus mempunyai niat
untuk menulis. Niat disini bukan hanya sekedar niat, tetapi harus diimbangi
pula dengan latihan yang terus-menerus tanpa putus asa sehingga apabila
menjumpai berbagai kesuliatan tidak langsung menyerah melainkan mencari
solusi dan terus berusaha. Buanglah rasa malu dan ragu-ragu dalam menulis
dan tetaplah yakin bahwa tulisan tersebut akan bermanfaat bagi kita dan orang
lain (pembaca).
Pembelajaran menulis sudah diberikan sejak anak-anak mulai
bersekolah. Semakin tinggi tingkat kelas semakin meningkat dan berkembang
kemahiran dalam menulisnya. Keterampilan menulis tidak hanya diajarkan
melalui penjelasan atau uraian-uraian semata. Keterampilan menulis lebih
banyak diperoleh melalui latihan-latihan secara terus menerus. Daya imajinasi
siswa masih terus berkembang seiring dengan pertumbuhan dan pertambahan
usianya.
Keterampilan menulis merupkan salah satu keterampilan berbahasa
yang perlu dimiliki oleh para siswa yang sedang belajar mulai dari tingkat
pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Keterampilan ini fungsional
sifatnya bagi pengembangan diri dan kehidupan masyarakat. Oleh karena itu,
menulis harus mendapatkan perhatian yang serius dalam pengajaran.
Keterampilan menulis seseorang merupakan gambaran dari penguasaan
seseorang terhadap bahasa yang digunakan untuk mengukur tingkat
keterampilan berbahasa seseorang. Dikatakan demikian, karena keterampilan
menulis menggabungkan sejumlah keterampilan lainnya.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah
kegiatan berbahasa yang menggunakan tulisan sebagai mediumnya. Kegiatan
berbahasa tersebut dalam rangka menyampikan pesan kepada orang lain.
Pesan yang dimaksud harus dapat dipahami sebab kegiatan berbahasa tulis ini
merupakan bentuk komunikasi.
Ruang lingkup Standar Kompetensi di Sekolah Dasar berdasarkan
draf Kurikulum Berbasis Kompetensi edisi final yaitu kemampuan berbahasa
meliputi Sub aspek Mendengarkan, Berbicara, Membaca, dan Menulis. Telah
dijelaskan bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi, maka
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia di Sekolah Dasar yang utama adalah
diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi.
Pada kesempatan ini, peneliti membahas pembelajaran menulis
khususnya menulis paragraf deskripsi. Berdasarkan pengalaman dan
pengamatan peneliti, keterampilan siswa untuk menulis masih terbatas,
terlebih lagi untuk dapat menulis paragraf deskripsi. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain pemahaman siswa terhadap keterampilan menulis
masih kurang, siswa kurang bisa membedakan antara karangan deskripsi dan
narasi, siswa tidak senang dengan pembelajaran menulis paragraf deskripsi
yang monoton dan membosankan, tebatasnya kemampuan siswa dalam
menyesuaikan antara judul dengan isi karangan, penggunaan kosa kata yang
belum maksimal, penggunaan ejaan dan tanda baca yang masih salah
tebatasnya kemampuan siswa dalam mengembangkan gagasan atau ide
menjadi suatu bentuk karangan, terbatasnya kemampuan siswa dalam
berimajinasi dan memberi kesan hidup pada objek karangan. Selain itu, siswa
juga belum bisa memaksimalkan penginderaan dalam menulis paragraf
deskripsi. Keadaan ini mengakibatkan tidak efektifnya pembelajaran menulis
di kelas. Agar dapat menulis siswa perlu diacu dengan bahan ajar yang
menarik. Untuk itu, guru perlu mencari upaya yang dapat membuat siswa
tertarik agar siswa dapat menulis dengan baik.
Seorang guru dalam memberikan pengajarannya dituntut untuk
memiliki keterampilan yang lebih baik dalam berbahasa. Guru diharapkan
dapat mengelola kelas agar kegiatan proses belajar mengajar dapat tercapai
sesuai tujuan. Dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia guru dapat
memanfaatkan bahan ajar dan media yang tepat. Kegunaan media yang tepat
untuk pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia akan merangsang anak-anak
untuk lebih bersemangat dan lebih menyenangi pembelajaran Bahasa dan
sastra Indonesia yang sedang berlangsung. Dengan demikian, materi yang
sedang diajarkan akan lebih mudah ditangkap oleh para siswa.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti terhadap siswa-
siswi kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Bidayah Candi Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang, ternyata kemampuan menulis paragraf deskripsi para
siswa masih relatif rendah.
Rendahnya keterampilan menulis paragraf deskripsi tersebut tampak
dalam hal siswa yang kebanyakan berlatar belakang dari keluarga kurang
mampu, sehingga banyak waktu tersita untuk membantu orang tua (jarang ada
waktu santai, apalagi untuk menulis), pemahaman siswa terhadap
keterampilan menulis masih kurang, siswa kurang bisa membedakan antara
karangan deskripsi dan narasi, siswa tidak senang dengan pembelajaran
menulis paragraf deskripsi yang monoton dan membosankan, tebatasnya
kemampuan siswa dalam menyesuaikan antara judul dengan isi karangan,
penggunaan kosa kata yang belum maksimal, penggunaan ejaan dan tanda
baca yang masih salah, tebatasnya kemampuan siswa dalam mengembangkan
gagasan atau ide menjadi suatu bentuk karangan, terbatasnya kemampuan
siswa dalam berimajinasi dan memberi kesan hidup pada objek karangan.
Selain itu, siswa juga belum bisa memaksimalkan penginderaan dalam
menulis paragraf deskripsi.
Penyebab lain di samping faktor dari siswa adalah faktor dari guru
antara lain kurang memberi motivasi kepada siswa dalam hal menulis paragraf
deskripsi, jarang memberikan pelajaran menulis paragraf deskripsi karena
menulis paragraf deskripsi membutuhkan waktu yang banyak, kurangnya
alokasi waktu dalam pembelajaran menulis menyebabkan siswa semakin
malas untuk menulis, model pembelajaran yang digunakan guru yaitu dengan
menggunakan ceramah dan penugasan, pemberian materi menulis paragraf
deskripsi yang dilakukan guru tidak bervariasi dan monoton, sehingga siswa
merasa bosan dengan pembelajaran yang dilakukan guru selama ini.
Dari latar belakang tersebut, guru disarankan harus pandai memilih
bahan ajar serta menggunakan media yang beragam. Salah satu jenis media
yang akan diterapkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah media
gambar.
Penggunaan media gambar ini digunakan sebagai alternatif
pembelajaran menulis paragraf deskripsi, sehingga diharapkan dengan media
ini siswa akan lebih tertarik untuk menuangkan ide dan gagasan dalam bentuk
tulisan dan diharapkan dapat menciptakan situasi pembelajaran yang
menyenangkan, tenang, dan santai sehingga mengurangi kejenuhan
pembelajaran menulis selama ini.
Pembelajaran menulis paragraf deskripsi dengan media gambar ini
merupakan langkah yang dapat memberikan kesempatan kepada guru untuk
dapat menggunakan sebuah gambar sebagai media dalam proses mengajar di
kelas. Penyajian gambar digunakan untuk memfasilitasi siswa dalam menulis
paragraf deskripsi. Siswa diminta untuk membuat paragraf berdasarkan
gambar tersebut. Dengan demikian, ide dan gagasan siswa akan lebih mudah
dituangkan secara jelas, konkrit, dan lengkap.
Berdasarkan latar belakang tersebut, permasalahan utama yang
menjadi fokus dalam penelitian tindakan kelas ini adalah rendahnya
keterampilan dalam menuliskan paragraf deskripsi pada siswa kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Al-Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang. Permasalahan ini akan dibatasi dengan pemberian pembelajaran
menulis paragraf deskripsi dengan media gambar. Sekaligus menggunakannya
sebagi judul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi dengan Media Gambar pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun ajaran 2006/2007.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, ketidakberhasilan dalam kegiatan
pembelajaran bahasa khususnya dalam kegiatan menulis paragraf deskripsi
disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari siswa dan faktor
yang berasal dari guru.
Faktor yang berasal dari siswa di antaranya yaitu (1) siswa yang
kebanyakan berlatar belakang dari keluarga kurang mampu, sehingga banyak
waktu tersita untuk membantu orang tua (jarang ada waktu santai, apalagi
untuk menulis); (2) pemahaman siswa terhadap keterampilan menulis masih
kurang; (3) siswa kurang bisa membedakan antara karangan deskripsi dan
narasi; (4) siswa tidak senang dengan pembelajaran menulis paragraf deskripsi
yang monoton dan membosankan; (4) tebatasnya kemampuan siswa dalam
menyesuaikan antara judul dengan isi karangan (5) penggunaan kosa kata
yang belum maksimal; (6) penggunaan ejaan dan tanda baca yang masih
salah; (7) tebatasnya kemampuan siswa dalam mengembangkan gagasan atau
ide menjadi suatu bentuk karangan; (8) terbatasnya kemampuan siswa dalam
berimajinasi dan memberi kesan hidup pada objek karangan; dan (9) siswa
belum bisa memaksimalkan penginderaan dalam menulis paragraf deskripsi.
Faktor yang berasal dari guru di antaranya (1) kurang memberi
motivasi kepada siswa dalam hal menulis paragraf deskripsi; (2) jarang
memberikan pelajaran menulis paragraf deskripsi karena menulis paragraf
deskripsi membutuhkan waktu yang banyak; (3) kurangnya alokasi waktu
dalam pembelajaran menulis menyebabkan siswa semakin malas untuk
menulis; (4) model pembelajaran yang digunakan guru yaitu dengan
menggunakan ceramah dan penugasan; (5) pemberian materi menulis paragraf
deskripsi yang dilakukan guru tidak bervariasi dan monoton, sehingga siswa
merasa bosan dengan pembelajaran yang dilakukan guru selama ini.
Masalah yang muncul pada diri siswa ini dapat diatasi dengan
pembelajaran bahasa Indonesia yang disajikan dalam bentuk yang lebih
menarik antara lain dengan penggunaan media gambar. Media ini digunakan
agar siswa merasa lebih senang dan tidak jenuh dalam proses belajar mengajar
berlangsung. Siswa dibimbing untuk membuat kerangka karangan dan
pengembanganya menjadi paragraf deskripsi. Penyusunan kalimat dalam
bahasa Indonesia yang baik dan benar dapat diatasi dengan pemberian
pelatihan-pelatihan secara rutin.
Masalah-masalah yang dialami guru ini hanya dapat diatasi dengan
menyadari bahwa pembelajaran menulis paragraf deskripsi merupakan bagian
yang penting dalam pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang tidak boleh
dilewati begitu saja. Pembelajaran menulis paragraf deskripsi harus
memperoleh porsi yang cukup. Guru hendaknya dapat menciptakan suasana
yang menyenangkan dan secara kreatif menggunakan bahan ajar yang tepat
sehingga dapat menarik minat siswa, menghargai hasil karya siswa dengan
memberikan penilaian dan pujian seperlunya, menggunakan bermacam-
macam media secara bervariasi sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang
masalah, adapun rumusan masalah yang timbul pada penelitian ini adalah :
1.4.1 Bagaimanakah peningkatan keterampilan siswa kelas V Madrasah
Ibtidaiyah Al Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
tahun ajaran 2006/2007 dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi
setelah diberi pembelajaran menulis dengan menggunakan media gambar ?
1.4.2 Bagaimanakah perubahan perilaku siswa kelas V Madarash Ibtidaiyah
Al Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun
ajaran 2006/2007 dalam pembelajaran menulis paragraf deskripsi setelah
diberi pembelajaran menulis dengan menggunakan media gambar ?
15.09
Unknown
Comment With Facebook!
4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi dengan Media Gambar pada Siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Al Bidayah Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Rating: