1.1 Alasan Pemilihan Judul PROFIL KEKUATAN OTOT MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN  REKREASI SEMESTER IV FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI  
Secara umum, yang dimaksud kebugaran adalah kebugaran fisik (physical 
fitnees), yakni kemampuan seseorang melakukan kerja sehari-hari secara efisien 
tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu 
luangnya. Kebugaran digolongkan menjadi kelompok: Kebugaran Statis: keadaan 
seseorang yang bebas dari penyakit dan cacat atau disebut sehat. Kebugaran 
Dinamis: kemampuan seseorang bekerja secara efisien yang tidak memerlukan 
keterampilan khusus, misalnya berjalan, berlari, melompat, mengagkat. Kebugaran 
Motoris: Kemampuan seseorang bekerja secara efisien yang menuntut keterampilan 
khusus. Seorang pelari dituntut memiliki teknik berlari dengan benar untuk 
memenangkan lomba, seseorang pemain sepakbola dituntut berlari cepat sambil 
menggiring bola, dan lain-lain. 
Kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan memiliki empat komponen 
dasar yang meliputi: 1) Daya tahan paru-jantung; 2) Kekuatan dan daya tahan otot; 3) 
Kelentukan; 4) Komposisi tubuh (Djoko Pekik Irianto, 2004: 4). 
Dalam penelitian ini yang dibahas adalah profil kekuatan otot mahasiswa 
putra jurusan PJKR semester IV Fakultas Ilmu Keolahragaan Tahun 2006/ 2007.  
Melihat kecenderungan berbagai perkembangan olahraga yang ada akan 
makin dibutuhkan tenaga-tenaga pengajar profesional dibidang keolahragaan dan 
pendidikan jasmani yang memadai baik ditinjau dari segi kualitas dan juga 
kemampuannya. Dalam kegiatanya  kemampuan lulusan khususnya untuk jurusan 
pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi yang lebih difokuskan untuk menjadi 
tenaga pendidik atau pengajar yang profesional agar lebih mengedepankan tidak 
hanya penguasaan atau pengenalan tentang teori olahraga saja namun juga dituntut 
untuk bisa memberikan contoh, dalam keterampilan olahraga sehingga kemampuan 
kondisi fisiknya harus bagus terutama untuk kekuatan otot. 
Sebuah otot mempunyai badan, yang merupakan otot itu sendiri, dan sebuah 
ekor, yang merupakan tendo. Tendo merupakan perpanjangan sebuah otot dan 
kebanyakan melekat pada sebuah tulang. Otot merupakan motor yang menggerakkan 
setiap bagian tubuh (Gabe Mirkin dan Marshall Hoffman, 1984: 109).  
Manusia tidak dapat berbicara, bernafas, makan, atau memejamkan mata 
tanpa mempergunakan otot. Semua otot menghasilkan gerakan dengan cara yang 
sama yaitu dengan memperpendek diri, mereka menarik tendo atau perlekatan 
mereka yang selanjutnya menggerakkan tulang-tulang. 
Manusia dalam melakukan aktifitas sehari-hari membutuhkan kekuatan. 
Untuk itu kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat megatasi tahanan atau 
beban dalam menjalankan aktifitas. Di dalam olahraga kekuatan otot untuk calon 
guru Penjas merupakan salah satu unsur fundamental penting untuk mencetak 
lulusan yang profesional tidak hanya penguasaan materi namun dituntut penguasaan 
teknik, taktik, dan tau manfaat setiap aktifitas fisik terutama kekuatan otot mana 
yang berperan sehingga dapat mengantisipasi terjadinya cedera. Kegunaan kekuatan 
disamping untuk mencapai prestasi maksimal juga unutk mempermudah mempelajari 
teknik dan mencegah terjadinya cedera dalam olahraga (Suharno H. P, 1986: 35) Faktor kondisi fisik memang merupakan salah satu prasyarat yang sangat 
diperlukan dalam setiap usaha peningkatan prestasi olahragawan, bahkan dapat 
dikatakan sebagai dasar landasan titik tolak olahraga prestasi. Namun dalam 
meningkatkan kondisi fisik banyak faktor yang mempengaruhi adalah:1) Faktor 
latihan; 2) Prinsip beban lebih; 3) Faktor istirahat; 4) Kebiasaan hidup sehat; 5) 
Faktor lingkungan; 6) Faktor makanan.  
Selain penambahan beban latihan frekuensi latihan juga harus diperhatikan 
untuk meningkatkan prestasi olahraga. Frekuensi latihan yang baik dilakukan tiga 
kali dalam seminggu agar tidak mengalami kelelahan yang kronis. Dalam olahraga 
prestasi latihan harus mempunyai tujuan yang pasti, mempunyai prinsip latihan serta 
berpengaruh pada cabang olahraga yang diikutinya, bahwa ada pengaruhnya dalam 
kehidupan sehari-hari. Tujuan latihan adalah peningkatan prestasi yang maksimal, 
peningkatan kesehatan dan peningkatan kondisi fisik. Dengan menggunakan prinsip 
latihan lebih (overload) maka kelompok otot akan berkembang kekuatannya secara 
efektif. Penggunaan beban secara overload akan merangsang penyesuaian fisiologis 
dalam tubuh yang mendorong meningkatkan kekuatan otot. 
Setelah melakukan aktivitas tubuh akan merasa lelah hal ini disebabkan 
karena pemakaian tenaga untuk aktivitas yang bersangkutan. Untuk mengembalikan 
tenaga yang dipakai diperlukan istirahat. Dengan istirahat tubuh akan menyusun 
kembali tenaga yang hilang. Kondisi fisik yang baik harus didukung kesegaran 
jasmani yang baik pula. Dengan kebiasaan hidup sehat maka seseorang akan jauh 
dari segala bibit penyakit yang menyerang. Dalam kehidupan sehari-hari kita harus 
memperhatikan dan menerapkan cara hidup yang sehat meliputi: Makanan yang dikonsumsi harus mengandung empat sehat lima sempurna, menghindari rokok, 
minuman keras dan selalu menjaga kebersihan lingkungan. Lingkungan adalah 
tempat dimana seseorang itu tinggal dalam waktu yang lama, dalam hal ini 
menyangkut lingkungan fisik serta sosial mulai dari lingkungan perumahan, 
lingkungan daerah tempat tinggal dan sebagainya. Dalam memperbaiki makanan 
seseorang sesuai dengan tenaga yang dibutuhkan untuk melakukan aktifitas sehari-
hari setiap orang karbohidrat 60%, lemak 25%, protein 15%, dan vitamin serta 
mineral lainnya. Jadi untuk mendapatkan kebugaran fisik yang memadai dibutuhkan 
banyak makanan bergizi yang mengandung unsur-unsur protein, lemak, garam-
garam mineral, vitamin dan air. 
Kekuatan otot adalah kemampuan otot atau kelompok otot untuk melakukan 
kerja, dengan menahan beban yang diangkatnya. Otot yang kuat akan membuat kerja 
otot sehari-hari secara efisien seperti mengangkat, menjijing dan lain-lain serta 
mereka akan membuat bentuk tubuh menjadi lebih baik. Otot-otot yang tidak terlatih 
karena sesuatu sebab, karena suatu kecelakaan misalnya, akan menjadi lemah. 
Karena serabutnya mengecil (atropi), dan kalau hal ini dibiarkan dapat 
mengakibatkan kelumpuhan otot (M. Sajoto, 1988: 45) 
Kekuatan otot adalah kemampuan untuk membangkitkan ketegangan otot 
terhadap suatu tahanan, kekuatan otot hanya dapat dikembangkan melalaui latihan-
latihan beban baik dengan menggunakan tubuh sendiri sebagai beban, maupun beban 
dari luar seperti besi, per, karet dan lain-lain. Kekuatan memang penting karena 
kekuatan adalah daya pengerak setiap aktifitas dan merupakan prasyarat untuk 
meningkatkan prestasi. Mahasiswa yang terlatih dalam berolahraga akan memiliki kemampuan atau 
kekuatan otot jauh lebih baik dibanding mahasiswa yang jarang melakukan aktifitas 
olahraga. Melalui olahraga yang teratur, terprogram dan terencana dengan baik akan 
mampu memelihara kondisi fisik yang baik. Melakukan olahraga berarti 
menanamkan modal bagi tubuh, umur yang lebih panjang, kesehatan yang lebih baik, 
hidup yang lebih bergairah dan kebahagiaan yang berkesinambungan. 
Dalam berolahraga banyak sekali cabang-cabang olahraganya yang 
membutuhkan kekuatan otot. Jadi dalam olahraga kompetisi, kekuatan merupakan 
salah satu unsur fundamental penting untuk mencapai mutu prestasi maksimal. 
Karena tubuh manusia pada garis besarnya terdiri dari unsur jasmani dan rohani. 
Unsur jasmani dapat dilihat dari sudut pandang yaitu 1) dari segi ujudnya yang dapat 
dilihat secara jelas seperti anatomi/antropometri, 2) dan dilihat dari kemampuan atau 
kapasitas kerjanya yaitu dari segi faalnya. Dalam hal inilah kondisi fisik seseorang 
akan dapat diketahui sampai seberapa jauh kemampuan sebagai pendukung aktivitas 
menjalankan olahraga. Keadaan tersebut tidak dapat dilihat secara langsung seperti 
yang pertama, melainkan harus melalui suatu tes, baik laboratorium maupun tes 
lapangan. 
Mahasiswa Jurusan PJKR semester IV FIK UNNES Tahun 2006/ 2007 dari 
semester I sampai dengan semester IV telah menempuh atau menyelesaikan 81 SKS 
yang semuanya itu terdiri dari Mata Kuliah Prektek diantaranya Atletik, Senam, 
Renang, Tenis Meja, Sepak Bola, Bola Voli dan lain-lain. Sedangkan Mata Kuliah 
Teori diantaranya Ilmu Faal/Fisiologi, Ilmu Urai/Anatomi, Pengantar Pendidikan, 
Psikologi Perkembangan, Pendidikan Pancasila, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Kinesiologi, Perkembangan Motorik dan masih banyak mata kuliah lainnya. 
Mahasiswa Jurusan PJKR yang dalam prosesnya sudah dibina atau didik menjadi 
seorang guru untuk itu disamping memiliki kondisi fisik yang baik juga harus 
menguasai teknik, taktik, teori dan juga manfaat setiap gerakan dalam olahraga 
terutama otot yang berperan sesuai kebutuhan cabang olahraga sehingga dapat 
mengantisipasi terjadinya cedera. 
Dari uraian di atas, maka penelitian ini difokuskan pada kajian “Profil Kekuatan Otot Mahasiswa Putra Jurusan PJKR Semester IV Fakultas Ilmu Keolahragaan Tahun 2006/2007”.
Adapun alasan pemilihan judul tersebut adalah : 
1. Dari unsur fisik kekuatan otot merupakan unsur dominan yang harus dimiliki 
setiap orang. 
2. Mahasiswa Jurusan PJKR semester IV Fakultas Ilmu Keolahragaan komponen 
fisiknya sudah terbentuk terutama kekuatan otot untuk beraktifitas/praktek 
sesuai kebutuhan. 
1.2. Permasalahan 
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan dalam penelitian ini adalah” 
Bagaimana Profil Kekuatan Otot Mahasiswa Putra Jurusan PJKR Semester IV Fakultas Ilmu Keolahragaan Tahun 2006/2007?
 22.48
22.48
 Unknown
Unknown
Comment With Facebook!
Rating: 4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: PROFIL KEKUATAN OTOT MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN  REKREASI SEMESTER IV FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI




 

 
 

 Posted in:
 Posted in:  