Abstrak Produktivitas dan Skala Ekonomi Bank Umum Syariah Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja internal Bank umum Syariah dalam mengalokasikan sumber daya yang efisien dengan menggunakan pendekatan analisis produktivitas dan skala ekonomi.
Model yang digunakan adalah model fungsi produksi translog dengan variabel tak bebas (dependent) pembiayaan dan variabel bebas (independent) modal, tenaga kerja, dan dana pihak ketiga. Model translog yang diestimasi terdiri dari 4 kriteria model, yaitu model translog lengkap, model translog tanpa fungsi kuadratik, model translog tanpa interaksi antar faktor, dan model translog constant elasticity of substitution (CES). Pemilihan model yang terbaik pada fungsi produksi translog dilakukan melalui uji statistik, sehingga model yang terbaik digunakan untuk merefleksikan nilai elastisitas output dan returns to scale.
Hasil dari penelitian ini adalah : (1) Model yang terpilih adalah model constant elasticity of substitution. (2) Variabel input dana pihak ketiga memiliki nilai produktivitas yang terbesar dibandingkan dengan variabel modal dan tenaga kerja. (3) Dalam periode penelitian, kondisi diseconomies of scale terjadi pada Bank Umum Syariah, yang berarti Bank Umum Syariah belum mampu menghasilkan output pembiayaan yang meningkat dengan biaya produksi yang lebih murah.
1. Pendahuluan Produktivitas dan Skala Ekonomi Bank Umum Syariah Indonesia
Pengetahuan tentang efisiensi perbankan setidaknya memiliki beberapa alasan utama : Pertama ; bank selaku intermediasi keuangan merupakan pemain penting dalam ekonomi modern, baik itu dalam pelayanan jasa keuangan maupun sebagai pemberdaya tenaga kerja. Sistem perbankan memiliki peranan sebagai penyalur (penengah) antara penyimpan (saver) dan peminjam (investor), pelayanan jasa keuangan perdagangan dan investasi, serta membantu meyakinkan bahwa sektor ekonomi keuangan mengalokasikan sumber dayanya secara efisien. Oleh karena itu bank haruslah efisien terlebih dahulu untuk memainkan peranannya. Lebih dari itu, pengetahuan tentang penyelenggaraan sistem perbankan yang lebih baik akan meningkatkan efektifitas kebijakan makro.
Kedua ; dalam kondisi ekonomi yang semakin global, permintaan sektor keuangan semakin cepat berkembang, sehingga transformasi pengetahuan dan pemanfaatan teknologi menjadi kebutuhan yang tak terelakkan. Dengan demikian sistem perbankan akan memiliki semakin besar persaingan, hal ini ditunjang pula dengan kehadiran bank asing dalam pasar keuangan. Pada akhirnya, bank yang mampu bertahan adalah bank yang memiliki hasil pencapaian output optimal dengan rendahnya biaya operasi yang digunakan.
Ketiga ; Industri perbankan dihadapkan juga pada ukuran performa standar efisiensi sektor keuangan. Dengan demikian, bank yang melewati kinerja efisiensi keuangan akan membantu manajemen bank dalam menigkatkan keahlian manjerialnya. Sehingga akan mempermudah investor dalam menentukan pilihan berinvestasi pada sektor keuangan.
Beberapa kriteria penting yang umumnya digunakan sebagai ukuran performa kinerja industri perbankan adalah ROE (Return on equity), ROA (Return on Asset), NPL (Non perfoming loans), LDR (Loan to Deposit), Asset, CAR (Capital Adequacy Ratio). Sedangkan pencapaian efisiensi internal bank dapat diketahui dari alokasi penggunaan input terhadap outputnya baik secara parsial maunpun bersama-sama.
Pada masa krisis perbankan dan ekonomi setelah tahun 1997, industri perbankan di Indonesia mengalami penurunan jumlah bank. Hal ini sesungguhnya wajar terjadi sebagai akibat semakin ketatnya kebijakan dari Otoritas Perbankan (Bank Indonesia) dalam mengurangi Bank-bank operasi yang mengalami kesulitan luikiditas. Hal ini pun secara simultan terjadi dari menurunnya tingkat ketidakpercayaan masyarakat pada lembaga keuangan bank yang pada tahun 1997 -1998 tercermin melalui pengambilan secara bersama-sama dana yang tersimpan pada bank (Bank Panic).
Produktivitas dan Skala Ekonomi Bank Umum Syariah Indonesia
| Download File Lengkapnya... |
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja internal Bank umum Syariah dalam mengalokasikan sumber daya yang efisien dengan menggunakan pendekatan analisis produktivitas dan skala ekonomi.
Model yang digunakan adalah model fungsi produksi translog dengan variabel tak bebas (dependent) pembiayaan dan variabel bebas (independent) modal, tenaga kerja, dan dana pihak ketiga. Model translog yang diestimasi terdiri dari 4 kriteria model, yaitu model translog lengkap, model translog tanpa fungsi kuadratik, model translog tanpa interaksi antar faktor, dan model translog constant elasticity of substitution (CES). Pemilihan model yang terbaik pada fungsi produksi translog dilakukan melalui uji statistik, sehingga model yang terbaik digunakan untuk merefleksikan nilai elastisitas output dan returns to scale.
Hasil dari penelitian ini adalah : (1) Model yang terpilih adalah model constant elasticity of substitution. (2) Variabel input dana pihak ketiga memiliki nilai produktivitas yang terbesar dibandingkan dengan variabel modal dan tenaga kerja. (3) Dalam periode penelitian, kondisi diseconomies of scale terjadi pada Bank Umum Syariah, yang berarti Bank Umum Syariah belum mampu menghasilkan output pembiayaan yang meningkat dengan biaya produksi yang lebih murah.
1. Pendahuluan Produktivitas dan Skala Ekonomi Bank Umum Syariah Indonesia
Pengetahuan tentang efisiensi perbankan setidaknya memiliki beberapa alasan utama : Pertama ; bank selaku intermediasi keuangan merupakan pemain penting dalam ekonomi modern, baik itu dalam pelayanan jasa keuangan maupun sebagai pemberdaya tenaga kerja. Sistem perbankan memiliki peranan sebagai penyalur (penengah) antara penyimpan (saver) dan peminjam (investor), pelayanan jasa keuangan perdagangan dan investasi, serta membantu meyakinkan bahwa sektor ekonomi keuangan mengalokasikan sumber dayanya secara efisien. Oleh karena itu bank haruslah efisien terlebih dahulu untuk memainkan peranannya. Lebih dari itu, pengetahuan tentang penyelenggaraan sistem perbankan yang lebih baik akan meningkatkan efektifitas kebijakan makro.
Kedua ; dalam kondisi ekonomi yang semakin global, permintaan sektor keuangan semakin cepat berkembang, sehingga transformasi pengetahuan dan pemanfaatan teknologi menjadi kebutuhan yang tak terelakkan. Dengan demikian sistem perbankan akan memiliki semakin besar persaingan, hal ini ditunjang pula dengan kehadiran bank asing dalam pasar keuangan. Pada akhirnya, bank yang mampu bertahan adalah bank yang memiliki hasil pencapaian output optimal dengan rendahnya biaya operasi yang digunakan.
Ketiga ; Industri perbankan dihadapkan juga pada ukuran performa standar efisiensi sektor keuangan. Dengan demikian, bank yang melewati kinerja efisiensi keuangan akan membantu manajemen bank dalam menigkatkan keahlian manjerialnya. Sehingga akan mempermudah investor dalam menentukan pilihan berinvestasi pada sektor keuangan.
Beberapa kriteria penting yang umumnya digunakan sebagai ukuran performa kinerja industri perbankan adalah ROE (Return on equity), ROA (Return on Asset), NPL (Non perfoming loans), LDR (Loan to Deposit), Asset, CAR (Capital Adequacy Ratio). Sedangkan pencapaian efisiensi internal bank dapat diketahui dari alokasi penggunaan input terhadap outputnya baik secara parsial maunpun bersama-sama.
Pada masa krisis perbankan dan ekonomi setelah tahun 1997, industri perbankan di Indonesia mengalami penurunan jumlah bank. Hal ini sesungguhnya wajar terjadi sebagai akibat semakin ketatnya kebijakan dari Otoritas Perbankan (Bank Indonesia) dalam mengurangi Bank-bank operasi yang mengalami kesulitan luikiditas. Hal ini pun secara simultan terjadi dari menurunnya tingkat ketidakpercayaan masyarakat pada lembaga keuangan bank yang pada tahun 1997 -1998 tercermin melalui pengambilan secara bersama-sama dana yang tersimpan pada bank (Bank Panic).
Produktivitas dan Skala Ekonomi Bank Umum Syariah Indonesia
| Download File Lengkapnya... |
19.13
Unknown
Comment With Facebook!
4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: Produktivitas dan Skala Ekonomi Bank Umum Syariah Indonesia
Rating: