Latar Belakang Implementasi Fault Tolerant Jdbc Connector Pada Dbms Mysql Untuk Mendukung Replikasi Di Mid Tier Pada Arsitektur Three Tier
Arsitektur software three tier berkembang pada tahun 1990an untuk mengatasi keterbatasan arsitektur two-tier(client-server). Pada gambar I-1 dapat dilihat bahwa arsitektur ini menambahkan middle tier server yang berada di antara komponen
presentation/user interface tier dan komponen data management tier. Middle tier
server ini merupakan tempat dilakukan eksekusi application/business logic dari suatu
aplikasi dan dapat mengakomodasi ratusan user dengan menyediakan fasilitas seperti
queueing, application execution, dan database staging. Dibandingkan dengan two tier
[DIC95], arsitektur three tier meningkatkan performansi, fleksibilitas, kemudahan
perawatan, reusability, dan scalability. Selain itu arsitektur ini juga menyembunyikan
kompleksitas pemrosesan dari user. Karena sifatnya tersebut, arsitektur ini merupakan
pilihan yang populer pada aplikasi Internet dan sistem informasi yang membutuhkan
banyak pertukaran data pada jaringan komputer.
Untuk membuat aplikasi dengan arsitektur three tier yang reliable, dibutuhkan server
yang fault tolerant.
Fault tolerant merupakan suatu properti dari sistem yang
membuat sistem tersebut dapat terus beroperasi walaupun ada kegagalan dari sebagian
komponen sistem. Properti fault tolerant ini dibutuhkan untuk membangun sistem
dengan tingkat availability yang tinggi. Contoh sistem yang harus memiliki properti
fault tolerant adalah sistem perbankan yang harus melayani ribuan transaksi perhari;
apabila sistem mengalami kegagalan yang mengakibatkan banyak transaksi gagal,
maka bank akan mengalami kerugian yang besar.
Properti fault tolerant ini dapat diimplementasikan dengan menggunakan strategi
replikasi sehingga kegagalan sebuah komponen dapat digantikan oleh replikanya.
Pada arsitektur three tier di gambar I-2, komponen middle tier dan data management
tier merupakan komponen yang vital untuk direplikasi.
Replikasi pada data management tier telah banyak tersedia. Contohnya adalah MySQL Cluster untuk
MySQL. Karena alasan inilah, pembahasan replikasi akan difokuskan kepada bagian
middle tier.
Secara umum, interaksi pada aplikasi three tier yang mendukung proses transaksional
adalah sebagai berikut :
a. User mengirimkan request ke mid-tier via user interface. Request dari user
dapat dijalankan sebagai sebuah transaksi terpisah atau sebagai bagian dari
sebuah transaksi yang meliputi beberapa eksekusi request user sekaligus.
b. Untuk eksekusi request user yang merupakan awal dari sebuah transaksi, mid-
tier akan mengirimkan perintah begin transaction ke DBMS (Database
Management System).
c. Mid-tier memproses request dari client dengan menggunakan data yang
diambil dari database. Setelah proses selesai, mid-tier akan mengirimkan
hasilnya ke client.
d. Request berikutnya dari client yang masih merupakan bagian dari transaksi
yang sama akan dieksekusi seperti pada tahap (c). Pada saat akhir pelaksanaan
eksekusi request yang merupakan akhir dari sebuah transaksi, mid-tier akan
mengirimkan perintah end transaction ke DBMS. Setelah transaksi berakhir,
maka data akan menjadi permanen.
Untuk memudahkan mid-tier mengakses database pada data management tier
dibutuhkan suatu mekanisme standar pengaksesan yang diterjemahkan ke dalam
bentuk API (Application Programming Interface).
Ada beberapa standar API untuk
mengakses database diantaranya adalah ODBC (Open Database Connectivity) dan
JDBC (Java Database Connectivity). ODBC menyediakan akses yang tidak
tergantung kepada bahasa pemrograman, DBMS, atau sistem operasi serta
mempunyai paradigma prosedural. Sedangkan JDBC menyediakan akses database
untuk Java Platform dengan paradigma berorientasi objek. Pemilihan JDBC untuk
pengerjaan tugas akhir ini disebabkan oleh banyaknya application server di mid-tier
yang berjalan di atas Java Platform sehingga pemakaian JDBC yang berbasis Java
Platform akan lebih efisien.
JDBC Connector merupakan suatu program yang yang menyediakan akses bagi
aplikasi Java ke berbagai macam database. JDBC Connector akan menghubungkan
aplikasi Java dengan driver JDBC yang disediakan oleh vendor database maupun
oleh Third Party.
Pada sistem yang tereplikasi, jika terjadi kegagalan pada middle tier server, backup
server dapat mengambil alih komputasi dan meneruskan transaksi yang gagal. Namun
yang menjadi masalah adalah saat terjadi kegagalan, semua transaksi yang sedang
aktif akan dibatalkan (abort), meskipun mungkin saja client telah menerima hasil
eksekusi request yang merupakan bagian dari transaksi yang batal tersebut. Saat
transaksi tersebut dieksekusi oleh backup mid-tier server, mungkin saja eksekusi
transaksi ini menghasilkan data yang berbeda dengan transaksi asalnya karena apabila
koneksi antara mid-tier dengan DBMS terputus, semua lock pada data akan dilepas
sehingga ada kemungkinan client lain yang mempunyai prioritas yang lebih tinggi
untuk melakukan transaksi daripada backup server melakukan perubahan terhadap
data tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka masalah yang akan dikaji dan
diselesaikan dalam tugas akhir ini adalah:
1. Bagaimana cara MySQL Server berkomunikasi dengan client.
2. Apa yang diperlukan pada sisi database server agar dapat mendukung
replikasi pada middle tier, dimana application server di middle tier akan
berkomunikasi dengan DBMS MySQL dengan menggunakan connector
JDBC.
3. Bagaimana strategi replikasi pada middle tier dapat diterapkan dengan
menggunakan protokol komunikasi yang sudah ada.
Kata kunci : Three tier architecture, replikasi, primary-backup, transaksi, fault tolerance
| Download File Lengkapnya... |
| Download File Lengkapnya... |
19.12
Unknown
Comment With Facebook!
4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: Implementasi Fault Tolerant Jdbc Connector Pada Dbms Mysql Untuk Mendukung Replikasi Di Mid Tier Pada Arsitektur Three Tier
Rating: