A. LATAR BELAKANG LINK TEKNOLOGI SEBAGAI MEDIATOR MENANGKAP KONSEP ABSTRAK MATEMATIKA UNTUK KONSUMSI MATERI AJAR SMA KELAS XI
Hakikat tujuan pendidikan IPA adalah untuk menghantarkan siswa
menguasai konsep-konsep IPA dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan
masalah terkait dalam kehidupan sehari-hari. Kata menguasai artinya bahwa
pendidikan IPA harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu (knowing) dan hafal
(memorizing) tentang konsep-konsep IPA, melainkan harus menjadikan siswa
mengerti dan memahami (understanding) konsep-konsep IPA dan
menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep lain (Wahyudi, 2002).
Begitu pula dengan tujuan ilmu Matematika. Matematika dikenal sebagai dasar
sebuah dasar dari suatu ilmu yang harapannya dapat memecahkan masalah terkait
dalam kehidupan sehari-hari. Jadi juga dibutuhkan sebuah pemahaman dan
pengertian konsep-konsep dan menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan
konsep lainnya dalam menghadapi sebuah permasalahan.
Belajar dimulai dengan bentuk kontak pribadi dengan objek yang
sesungguhnya seperti kejadian atau perihal kehidupan. Kontak-kontak tersebut
terjadi melalui alat indera kita. Proses transmisi pengertian ke otak oleh indera
dikenal sebagai persepsi. Dari kejadian-kejadian persepsi ini, kita dapat
memformulasikan konsep-konsep yang dapat memberikan pengertian hidup kita
(Amien, 1987). Lebih lanjut Amien menyatakan bahwa kelanjutan persepsi
terhadap objek terus berlangsung dan mengakumulasikan kesan atau bentuk yang
lain, sehingga makna kesan menjadi lebih segnifikan, dan akhirnya kesan tersebut
disebut sebagai konsep.
Banyak orang beranggapan bahwa agar belajar menjadi lebih bermakna
maka pertama kali harus ada kontak dengan objek yang dipelajari. Selama masa
sekolah perolehan konsep terjadi bukan secara induktif melalui permbentukan
konsep, melainkan disampaikan oleh pengajar sebagai suatu definisi (Ausubell,
dkk. 1968, dalam Redjeki, 1997:8). Perolehan konsep merupakan asimilasi
konsep. Dengan adanya asimilasi, konsep yang terbentuk berdasarkan
pengelaman dan pengamatan sebelum masuk kelas dapat berkembang di sekolah.
Faktor yang mempengaruhi belajar ialah materi yang sudah diketahui siswa. Oleh
karena itu agar terjadi proses belajar bermakna, konsep baru harus dikaitkan
dengan konsep yang telah ada dalam struktur kognitif siswa. Konsep bukan hanya
sekedar penyajian nama melainkan harus disertai teras logika (logic core) yang
menyebabkan konsep tersebut mempunyai makna. Dengan demikian konsep tidak
hanya dapat terbentuk karena pengalaman nyata, tetapi dapat pula karena adanya
penalaran (Redjeki, 1997:8).
Dalam mempelajari ilmu matematika, banyak terdapat kendala yang
pada umumnya disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dalam memahami
konsep matematika itu sendiri. Keterbatasan kemampuan dalam konsep
matematika inilah yang membuat matematika semakin abstrak bagi kebanyakan
orang. Padahal untuk mengembangkan matematika ke arah yang lebih tinggi
pemahaman akan konsep dasar matematika sangat dibutuhkan. Dibutuhkan agar
tidak terjadi kesalahan dalam penyampaian kembali ilmu matematika tersebut.
Sayangnya pada pembelajaran yang terdahulu matematika lebih dibawa ke arah
praktis bukan kepada pemahaman konsep. Pembelajaran berbasis kompetensi
yang diterapkan akhir-akhir ini di banyak sekolah memang diakui oleh banyak
pihak merupakan salah satu jawaban tentang bagaimana sebuah ilmu
disampaikan. Pembelajaran berbasis komptensi itu sendiri menuntut siswa untuk
lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan ditunjang sejumlah buku
pegangan yang menjadi wacana latihan siswa maka akan lebih menyempurnakan
prmbelajaran berbasis kompetensi.
Dalam buku pegangan tersebut harapannya dapat menjadi perantara atau
media penyambung antara konsep-konsep matematika dengan soal-soal yang ada.
Setelah mendapatkan konsep diharapkannya siswa dapat langsung menyelesaikan
semua persoalan yang ada. Namun sayangnya terkadang terdapat sebuah materi
atau sebuah permasalahan yang membutuhkan pengertian lebih mendalam untuk
memahaminya dan pemberian konsep menjadi tidak begitu saja bisa diberikan
dengan mudah. Diperlukannya sebuah media pengabstraksi yang mudah
dimengerti sehingga dalam menyelesaikan permasalahan dapat dilakukan dengan
tepat. Salah satu caranya dapat dilakukan dengan pendekatan konsep matematika
tersebut pada kehidupan sehari-hari.
Di dalam pembelajaran matematika tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA) kelas XI juga masih terdapatnya beberapa kesenjangan antara konsep-
konsep yang diberikan dengan soal-soal yang terdapat pada buku pegangan siswa.
Pengertian yang mendalam tentang konsep dan pemakaian kepada soal-soal yang
ada mutlak harus dikuasai siswa kelas XI Sekolah Menegah Atas, hal ini didasari
bahwa pada masa SMA kelas XI merupakan awal dari sistem penjurusan yang
ada. Pada awal inilah dasar-dasar yang dimiliki siswa harus dibangun secara kuat
agar tidak terjadi keselahan-kesalahan di masa selanjutnya.
Terdapat beberapa bahasan dalam matematika SMA kelas XI, terutama
bahasan-bahasan yang sifatnya abstrak. Dalam mempelajari fungsi limit
umumnya siswa dihadapkan langsung oleh soal-soal pada sebagian besar buku
pegangan. Sementara itu harus diakui bahwa tidaklah mudah mempelajari konsep
limit dan konsep limit menjadi penting karena menjadi dasar bagi banyak ilmu
matematika dan ilmu-ilmu lainnya. Demikian halnya dengan pembelajaran
mengenai konsep lingkaran. Penerapan konsep lingkaran digunakan dalam
banyak disiplin ilmu, terutama dalam dunia tehnik. Namun harus diakui bahwa
dalam memahami konsep lingkaran adalah bukan suatu hal yang mudah.
Diperlukan sebuah ransangan agar siswa dapat sampai ke tempat arah
pembelajaran yang telah digariskan sebelumnya.
Di dalam kurikulum untuk siswa SMA kelas XI disebutkan salah satu
kompetensi dasar yaitu materi tentang lingkaran. Disebutkan bahwa kompetensi
dasar yaitu mengaplikasikan konsep lingkaran dan garis singgung lingkaran
dalam pemecahan masalah sedangkan hasil belajar yang diharapkan yaitu dapat
merumuskan hubungan antar variabel dalam persamaan lingkaran dan
merumuskan serta mengaplikasikan rumus garis singgung lingkaran. Adapun
indikator hasil belajar siswa dapat menurunkan atau mengaplikasikan rumus
persamaan garis singgung lingkaran.
Dapat dilihat dari gambaran di atas bahwa kompetensi dasar yang
dituntut adalah penguasaan materi serta penerapannya kedalam bentuk
penyelesaian masalah ataupun soal-soal. Bila melihat tuntutan ini maka sangat
dibutuhkan pemahaman yang mendalam tentang materi sehingga siswa dapat
mengerti tentang konsep lingkaran. Sementara itu seperti diketahui bersama
bahwa materi lingkaran adalah salah satu materi yang lebih kebentuk abstrak
karena di sini siswa lebih banyak bermain dengan persamaan-persamaan. Dan
dapat dengan mudah kita temukan sehari-hari dalam buku teks matematika bahwa
materi lingkaran siswa lebih cenderung langsung diarahkan untuk dapat
menyelesaikan soal persamaan lingkaran tanpa diberikan pemahaman terlebih
dahulu. Inilah yang menjadi hasil yang sebenarnya bertentangan dengan yang
diharapkan.
Materi lingkaran hanyalah salah satu materi yang ada pada pelajaran
matematika SMA kelas XI dan masih banyak lagi materi yang sifatnya abstrak
dan membutuhkan pemahaman lebih dari siswa. Seperti masalah trigonometrika.
B. RUMUSAN DAN PEMBATASAN MASALAH
1. Rumusan Masalah
Permasalahan umum yang timbul adalah bagaimana upaya
memberikan suatu bentuk gambaran sebagai representasi materi dan soal-soal
agar teori atau konsep dapat lebih mudah dicerna dan diaplikasikan ke dalam
soal-soal mengingat masih banyaknya buku pegangan siswa yang
menjabarkan konsep secara abstrak sehingga adanya jarak antara pemahaman
konsep dengan penyelesaian soal.
Bertolak dari permasalahan di atas dan untuk lebih memfokuskan
penelitian maka dibuat pertanyaan penelitian sebagai upaya agar penelitian
lebih terarah. Pertanyaa penelitian yang diajukan diarahkan kepada suatu
konstruk yang menggambarkan dan menjembatani materi dengan soal.
a. Aplikasi teknologi matematika seperti apakah yang terdapat pada setiap
bahasan pelajaran matematika kelas XI?
b. Bagaimanakah menyusun sebuah situasi tentang aplikasi teknologi
matematika agar siswa dapat memahami konsep dan dapat menyelesaikan
soal dengan baik?
23.15
Unknown
Comment With Facebook!
4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: LINK TEKNOLOGI SEBAGAI MEDIATOR MENANGKAP KONSEP ABSTRAK MATEMATIKA UNTUK KONSUMSI MATERI AJAR SMA KELAS XI
Rating: