A. Latar Belakang MANAJEMEN WAKTU PENJADWALAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG
Tidak dapat dipungkiri bahwa seiring dengan perkembangan zaman,
hampir semua kebutuhan ilmu pengetahuan dan teknologi membutuhkan
peran ilmu Matematika. Matematika telah menjadi elemen dasar bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hampir dapat dipastikan
bahwa setiap kajian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada, baik
ilmu murni maupun terapan, memerlukan peranan Matematika.
Matematika sendiri dapat dikaji dan dikembangkan melalui suatu
penelitian operasional atau biasa dikenal dengan Riset Operasi (Operation
Risearch). Riset Operasi digunakan untuk memecahkan masalah optimasi.
Salah satu model dari Riset Operasi adalah Program Linier. Program
Linier biasa digunakan dalam bidang industri, transportasi, ekonomi,
teknik, perdagangan dan berbagai ilmu lain.
Bidang kajian Program Linier yang saat ini banyak digunakan dan
dikembangkan oleh orang adalah teori analisis jaringan (network), dimana
teori ini membahas persoalan dan pemecahan masalah manajemen proyek,
yang menyangkut masalah perencanaan, penjadwalan dan pengendalian
proyek, sehingga keberhasilan dalam pelaksanaan proyek untuk selesai
tepat pada waktunya adalah tujuan pokok dan utama, baik bagi pihak
kontraktor dan pemilik.
Baik Riset Operasi maupun Program Linier, keduanya tidak lepas
dari peran serta perkembangan teknologi. Salah satu bukti kemajuan
teknologi sekarang adalah kemajuan dunia digital, yaitu kemajuan dalam
sistem komputer. Menurut Lauden dan Lauden (2005:205) dalam bukunya
yang berjudul “Sistem Informasi Manajemen Mengelola Perusahaan
Digital” dikatakan bahwa kekuatan komputasi berlipat ganda setiap
delapan belas bulan dan mengakibatkan semakin banyak orang akan
bergantung pada sistem komputer untuk menjalankan operasi-operasi
yang penting. Jadi dengan semakin meningkatnya kemampuan komputer
setiap 18 (delapan belas) bulan, mengakibatkan semakin memungkinkan
bagi sebagian besar orang untuk memanfaatkan teknologi dalam
menganalisis data.
Dalam menganalisis data dan merencanakan kegiatan suatu proyek,
tentunya keterlambatan adalah kondisi yang tidak dikehendaki, karena
akan merugikan antara pihak kontraktor dan pemilik proyek, baik dalam
segi waktu, biaya maupun tenaga. Seperti halnya proyek besar yang berada
di wilayah Universitas Diponegoro (UNDIP) tepatnya di kelurahan
Bulusan, kecamatan Tembalang, Semarang. Di kelurahan ini akan
didirikan rumah susun sederhana sewa (Rusunawa). Sasaran utama dari
pembangunan rumah susun sederhana sewa ini adalah sebagai tempat
tinggal sementara bagi mahasiswa baru.
Seperti yang telah diketahui, bahwa setiap tahun UNDIP menerima
mahasiswa baru dan mengadakan orientasi bagi mahasiswa baru. Untuk
menampung mahasiswa baru, UNDIP bekerja sama dengan PT.
NUSACIPTA ETIKAPURA membangun suatu tempat singgah sementara,
yaitu rumah susun sederhana sewa bagi mahasiswa baru. Rumah susun
sederhana sewa ini dibuat khusus untuk menampung mahasiswa baru.
Tujuan utama dibangunnya rumah susun sederhana sewa ini adalah
mampu menampung mahasiswa baru selama masa orientasi kampus tiba,
sehingga dapat dijadikan sebagai tempat pengakraban bagi mahasiswa
baru.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti dengan
koordinator pelaksana pembangunan gedung rumah susun sederhana sewa
di wilayah UNDIP, menerangkan bahwa pembangunan rumah susun
sederhana sewa di wilayah UNDIP dibangun dengan biaya negara yang
berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2006
dan terdiri dari 4 gedung utama dan masing-masing gedung terdiri dari
empat lantai, dimana setiap lantai terdiri dari 60 kamar.
Pekerjaan pembangunan gedung rumah susun sederhana sewa di
wilayah UNDIP diharapkan selesai tepat pada waktunya, karena alasan
tersebut maka harus ada kegiatan-kegiatan atau jenis pekerjaan yang harus
terlebih dahulu dikerjakan atau tidak boleh ditunda pelaksanaannya
(kegiatan kritis), sehingga proyek dapat selesai tepat pada waktunya.
Dalam pembuatan skripsi yang berjudul “Manajemen Waktu
Penjadwalan Proyek Pembangunan Gedung (Kasus Rumah Susun
Sederhana Sewa Wilayah UNDIP)” akan dibahas tentang perencanaan
waktu penjadwalan proyek (waktu penyelesaian seluruh proyek) dengan
menggunakan PERT-CPM serta penggunaan Lindo dan Microsoft Project,
sehingga dapat diketahui kegiatan/pekerjaan mana saja yang harus
dikerjakan terlebih dahulu atau tidak boleh ditunda pelaksanaannya
(kegiatan kritis), agar jadwal proyek teroptimalisasi dengan baik, sehingga
keterlambatan dapat dikendalikan dan dihindari.
Bila waktu merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan
suatu proyek, maka kegiatan kritis inilah yang perlu dikendalikan. Seperti
yang diketahui, metode PERT CPM hanya merupakan suatu alat
perencanaan dan pengawasan, karena alat ini juga memerlukan suatu cara
atau sistem pendukung, sehingga akan didapatkan suatu hasil yang
optimal. Pada umumnya, terjadinya kegagalan dalam pelaksanaan suatu
proyek menunjukan bahwa pengelolaan proyek belum/tidak dipraktikan
sesuai dengan perencanaan dan pengawasan yang matang dan bertanggung
jawab.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa dengan banyaknya aplikasi software
pendukung untuk sistem manajemen proyek, mempermudah kontraktor
untuk menyelesaikan suatu proyek. Oleh sebab itu, diharapkan dari
penelitian ini dapat dipilih alat bantu/software yang lebih baik untuk
dipakai sebagai dasar pertimbangan dalam memperbaiki cara-cara lama
yang sering menimbulkan kegagalan dalam proyek.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan
diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana menentukan kegiatan-kegiatan kritis pada proyek
pembangunan rumah susun sederhana sewa di wilayah UNDIP agar
waktu penyelesaian dapat optimal dengan menggunakan PERT-CPM?
2. Apakah ada perbedaan perhitungan waktu dalam menentukan
lintasan/kegiatan kritis dengan PERT CPM, Lindo, Microsoft Project
dan Microsoft Excel yang digunakan oleh kontraktor?
18.23
Unknown
Comment With Facebook!
4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: MANAJEMEN WAKTU PENJADWALAN PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG
Rating: