Follow me on Facebook! Follow me on Twitter!
 7projectsdistro.com - Toko Kaos Distro Online Terlengkap Termurah dan Terpercaya

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Mahasiswa Ners B Angkatan 2008 Untuk Melanjutkan Pendidikan Tinggi Di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

PanduanTOEFL Terbaik dengan Metode MindMap
A. Latar Belakang Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Mahasiswa Ners B Angkatan 2008 Untuk Melanjutkan Pendidikan Tinggi Di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Tujuan pendidikan nasional yaitu membangun manusia indonesia seutuhnya masih terus menjadi dambaan kita. Tetapi, ketika tujuan ideal tersebut belum sepenuhnya dapat dicapai, pada saat yang sama arus globalisasi dan era pasar bebas terus menerpa dengan keras. Sehingga kita harus menerima kenyataan bahwa pembagunan manusia Indonesia seutuhnya melalui pendidikan merupakan sebuah proses yang akan tak pernah selesai ( Titik, 2007) . Sektor kesehatan merupakan salah satu sektor yang bergantung pada tersedianya Sumber Daya Manusia ( SDM) . Menghadapi era globalisasi, dimana diberlakukannya pasar bebas dan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi di bidang kesehatan, serta meningkatnya persaingan antar rumah sakit, dibutuhkan SDM yang berkualitas dan profesional dibidangnya, dengan demikian tantangan utama dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan sebaik-baiknya adalah pengembangan SDM. Tenaga kesehatan yang telah berada di dalam sektor pelayanan kesehatan perlu dikembangkan dan diarahkan agar dapat bekerja lebih produktif ( Sumantri, 2002 dalam Maulana 2003 ) . Mangkuprawira & Hubeis ( 2007) menjelaskan beberapa indikator mutu seorang perawat adalah derajat pendidikan, pengetahuan, sikap,keterampilan, dan motivasi. Semakin tinggi derajat mutu SDM karyawa/perawat semakin tinggi pula produktifitas kerjanya. Derajat mutu itu tidak dilahirkan secara alami tetapi dibentuk. Salah satu jalan yang harus ditempuh manajemen tenaga kerja yang sekaligus merupakan salah satu fungsinya adalah memberikan kesempatan kepada karyawan/perawat mengikuti pendidikan dan pelatihan baik melalui jalur formal maupun non formal secara terencana dan berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan karyawan/perawat. Zainal ( 2007) , menjelaskan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang keperawatan, serta tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan khususnya bidang keperawatan yang berkualitas juga semakin meningkat. Untuk itu dibutuhkan tenaga yang berkualitas dan profesional dibidang keperawatan, sehinggga mampu memberikan kontribusi yang bermakna sesuai dengan peran dan fungsinya. Atas dasar kondisi tersebut, maka pengembangan keperawatan dengan titik awal dari pendidikan keperawatan merupakan langkah yang cukup strategis. Tetapi dilapangan menunjukan lain, sebagian besar perawat adalah lulusan dari institusi pendidikan setingkat SMA ( SPK atau SMK Kesehatan) dan Diploma III ( Akademi Keperawatan) , dan masih sedikit yang memiliki jenjang pendidikan Strata Satu Seperawatan ( S1 Keperawatan ) . Terbatasnya jumlah tenaga profesional keperawatan yang berpendidikan setingkat Sarjana menurut peneliti disebabkan oleh kurangnya motivasi perawat untuk melanjutkan pendidikannya kejenjang yang lebih tinggi. Yang dimaksud dengan motivasi disini adalah merupakan dorongan yang membuat seseorang/perawat melakukan sesuatu dengan cara dan untuk mencapai tujuan tertentu ( Mangkuprawira & Hubeis, 2007) . Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi setiap individu yaitu intrinsik yang berasal dari dalam diri seseorang dan berkaitan dengan isi pekerjaan, seperti tuntutan, kebutuhan, rasa tanggung jawab, tujuan pribadi dan lain-lain. Ekstrinsik yang berasal dari luar, seperti suasana kerja, gaji, kebijakan organisasi dan lain- lain ( Wangmuba, 2009 ) . Motivasi untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi menurut peneliti kemungkinan berhubungan dengan faktor usia, jenis kelamin, status perkawinan dan dukungan atasan. Banyak lulusan Diploma keperawatan yang mengalami phobia untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas Ilmu Keperawatan ( FIK ) atau Program Study Ilmu Keperawatan ( PSIK ) karena merasa untuk lulus seleksi saja sangat sulit. Terlebih lagi perkuliahan yang harus dijalani sangat padat, berat dan cukup melelahkan. Issue inilah yang kemungkinan membuat mereka merasa kalah sebelum bertanding ( Yatiningtyastuti, 1999 dalam Maulana 2003) . Bagian Akademik Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin ( PSIK-FK UNHAS ) Makassar menjelaskan bahwa yang merupakan pelopor dalam penyelenggaraan pendidikan S1 keperawatan di kawasan Indonesia timur adalah PSIK-FK UNHAS, dan saat ini PSIK-FK UNHAS mengelola program pendidikan S1 keperawatan yang terdiri dari Program A ( Mahasiswa regular ) dan Program B ( Mahasiswa ekstensi ) . Demi peningkatan SDM, pihak manajemen Rumah Sakit memberi kesempatan karyawan/perawat untuk melamjutkan pendidikan atau karena dasar kebutuhan individu perawat untuk bisa tetap bertahan berada dilingkungan institusi kesehatan, baik di Rumah sakit atau institusi pendidikan keperawatan. Dari uraian diatas peneliti bermaksud untuk mengidentifikasi motivasi perawat untuk melanjutkan pendidikan melalui jenjang pendidikan S1 Keperawatan, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan motivasi tersebut.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian tersebut di atas, penulis dapat merumuskan masalah penelitia yaitu “Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan motivasi Mahasiswa Ners B angkatan 2008 untuk melanjutkan pendidikan tinggi di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar?“.

Like Skripsi Ini :

Baca Juga Judul Menarik Lainnya di Bawah INI :

Comment With Facebook!

Rating: 4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi Mahasiswa Ners B Angkatan 2008 Untuk Melanjutkan Pendidikan Tinggi Di Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin