Follow me on Facebook! Follow me on Twitter!
 7projectsdistro.com - Toko Kaos Distro Online Terlengkap Termurah dan Terpercaya

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT UNTUK MENEMUKAN IDE POKOK DENGAN TEKNIK SKIPPING AYUNAN VISUAL SISWA KELAS X.11 SMA NEGERI 2 SEMARANG

PanduanTOEFL Terbaik dengan Metode MindMap
1.1 Latar Belakang Masalah PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT UNTUK MENEMUKAN IDE POKOK  DENGAN TEKNIK SKIPPING AYUNAN VISUAL SISWA KELAS X.11 SMA NEGERI 2 SEMARANG

Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang, telah mendorong berbagai upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia. Berbagai cara telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia misalnya pemerintah membuat perubahan-perubahan baru diantaranya adalah menciptakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada kecakapan-kecakapan yang berguna untuk menghadapi permasalahan dalam berbahasa yang meliputi (1) keterampilan menyimak; (2) keterampilan berbicara; (3) keterampilan membaca; (4) keterampilan menulis.
Pada era globalisasi sekarang ini, orang dituntut untuk berlomba-lomba menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sebanyak-banyaknya dan seluas- luasnya. Salah satu cara memenuhi tuntutan tersebut adalah dengan membaca. Membaca sebagai salah satu keterampilan berbahasa menduduki posisi dan peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan manusia. Masyarakat yang gemar membaca memperoleh pengetahuan dan wawasan baru semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan hidup pada masa-masa mendatang (Rahim 2005:1). Pembelajaran membaca merupakan sarana pengembangan bagi keterampilan berbahasa lainnya. Tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai apabila penguasaan keterampilan membaca terus dilatih dan ditingkatkan. Nurhadi (2005b:11) mengemukakan beberapa hal untuk meningkatkan kemampuan membaca, yaitu (1) menyadari adanya berbagai variasi tujuan membaca yang berbeda dari satu kegiatan membaca dengan kegiatan membaca lain; (2) selalu merumuskan secara jelas setiap kegiatan membaca, minimal tahu apa yang akan diperolehnya dari membaca; (3) perlu mengembangkan berbagai strategi membaca selaras dengan ragam tujuan membaca; (4) perlu latihan membaca dengan berbagai variasi tujuan membaca; dan (5) menyadari bahwa seseorang yang mempunyai daya baca tinggi akan mampu memanfaatkan teknik membaca yang bervariasi sejalan dengan tujuan membaca yang ingin dicapainya. Pemerintah melalui Dinas Pendidikan Nasional membuat kebijakan untuk mengajarkan membaca di sekolah mulai tingkat SD sampai dengan tingkat SMA. Pembelajaran membaca yang diajarkan untuk siswa kelas X SMA adalah membaca lanjutan (membaca cepat 250 kpm dan menemukan ide pokok). Membaca lanjutan merupakan kelanjutan dari membaca menengah. Sesuai kurikulum, standar kompetensi awal pada siswa kelas X SMA adalah membaca berbagai teks bacaan nonsastra dengan berbagai teknik membaca (Kurikulum Standar Isi 2006). Untuk mencakupi standar tersebut, siswa perlu diajari membaca cepat sekaligus dapat menemukan ide pokok dalam teks bacaan.

Mengingat masing-masing siswa mempunyai irama perkembangan dan kematangan yang berbeda-beda, maka guru dituntut dapat memilih dan menggunakan teknik-teknik membaca dalam kegiatan belajar mengajar secara optimal (Haryadi 2006a:6). Dari survei pendahuluan yang penulis laksanakan meliputi observasi dan wawancara dengan guru dan siswa di kelas X.11 SMA Negeri 2 Semarang untuk mengungkapkan permasalahan yang dihadapi siswa, diperoleh data keadaan siswa dan kemampuan siswa, karateristik siswa, dan keinginan siswa sebagai berikut. Pertama, berdasarkan wawancara dengan siswa menyatakan pernah belajar membaca namun mereka belum pernah belajar membaca cepat dengan suatu teknik. Guru masih menerapkan proses pembelajaran konvensional yaitu guru berceramah dan siswa mengerjakan tugas. Guru hanya mengajarkan siswa untuk membaca tanpa disertai dengan teknik yang dapat memudahkan siswa untuk membaca dengan cepat serta dapat menemukan ide pokok bacaan dengan cepat pula. Kedua, berdasarkan keterangan guru dan hasil observasi, kemampuan membaca siswa masih dalam tahap per kata. Ketiga, berdasarkan keterangan guru, siswa jika diberi pelajaran membaca tampak kurang berminat dan kurang tertarik dengan bacaan yang disajikan. Keempat, berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, mereka ingin pembelajaran yang menyenangkan. Selama ini siswa menganggap pembelajaran membaca sangat membosankan. Berdasarkan keadaan tersebut, perlu diupayakan cara untuk meningkatkan keterampilan membaca khususnya membaca cepat untuk menemukan ide pokok. Rendahnya keterampilan membaca cepat untuk menemukan ide pokok juga diketahui setelah dilakukan tes awal membaca cepat untuk menemukan ide pokok. Dari hasil tes diketahui rata-rata membaca siswa sebesar 171 kpm, rata-rata tersebut masuk dalam kategori lambat dan belum dinyatakan tuntas karena guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia mematok standar ketuntasan minimal siswa sebesar 250 kpm. Hasil tes pemahaman ide pokok juga masuk dalam kategori cukup yaitu sebesar 44,63, nilai tersebut belum memenuhi standar ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yaitu sebesar 70. Dilakukan tes awal keterampilan membaca cepat untuk menemukan ide pokok memperkuat hasil wawancara dan observasi terhadap siswa kelas X.11 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat keterampilan membaca cepat untuk menemukan ide pokok siswa kelas X.11 SMA Negeri 2 Semarang masih rendah.

Hasil studi para ahli membaca di Amerika mengungkapkan, kecepatan yang memadai untuk siswa tingkat akhir sekolah dasar kurang lebih 200 kpm, siswa lanjutan tingkat pertama antara 200-250 kpm, siswa tingkat lanjutan atas antara 250-325 kpm, dan tingkat mahasiswa 325-400 kpm dengan pemahaman isi bacaan minimal 70 %. Adapun di Indonesia KEM minimal untuk klasifikasi membaca adalah SD (140 kpm), SLTP (140-175 kpm), SMU (175-245 kpm), dan PT (245- 280) (Subyantoro dkk, 2002:33). Rendahnya tingkat keterampilan siswa dalam membaca cepat untuk menemukan ide pokok juga disebabkan oleh perilaku siswa yang kurang baik selama proses pembelajaran membaca cepat. Perilaku siswa yang kurang baik yaitu siswa menganggap mudah pembelajaran membaca karena siswa beranggapan bahwa membaca merupakan kegiatan yang mudah dilakukan sehingga tidak memerlukan tingkat perhatian dan konsentrasi yang lebih. Selain itu, kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam membaca juga masih banyak dilakukan antara lain vokalisasi, mengangkat teks, dan menyangga kepala. Melihat kenyataan di atas, perlu diadakan upaya peningkatan keterampilan membaca cepat untuk menemukan ide pokok dan perubahan perilaku siswa menjadi lebih baik. Teknik skipping ayunan visual dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan membaca cepat untuk menemukan ide pokok. Teknik skipping ayunan visual merupakan teknik baca loncat dari bagian yang penting ke bagian penting lainnya secara cepat dan tepat. Dengan mengayunkan mata secara cepat dan tepat, siswa dapat membaca secara cepat dan menemukan ide pokok secara cepat pula. Masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran membaca cepat untuk menemukan ide pokok siswa harus segera diatasi. Apabila permasalahan kurang meningkatnya keterampilan membaca siswa khususnya membaca cepat untuk menemukan ide pokok, tidak segera diatasi akan berakibat kurang berkembangnya tingkat keterampilan membaca cepat untuk menemukan ide pokok siswa. Keterampilan membaca merupakan keterampilan yang berjenjang yang tentu saja setiap jenjang pendidikan terdapat kemajuan tingkat jenjang keterampilan. Hal tersebut menuntut adanya peningkatan keterampilan membaca siswa untuk menghadapi jenjang keterampilan membaca yang semakin kompleks. Penggunaan teknik skipping ayunan visual pada pembelajaran membaca cepat untuk menemukan ide pokok dapat membantu guru dalam penyusunan strategi pembelajaran yang nantinya diharapkan mampu meningkatkan keterampilan membaca cepat untuk menemukan ide pokok siswa. Penerapan teknik skipping ayunan visual menjadikan pembelajaran tidak hanya disajikan secara konvensional, yaitu siswa membaca kemudian menjawab soal pemahaman ide pokok, tetapi siswa terlebih dahulu membuat pertanyaan yang berkaitan dengan isi bacaan sebelum tahap membaca. Dengan teknik ini diharapkan siswa tidak lagi bersikap pasif dan mampu menyerap isi bacaan. Berdasarkan uraian di atas, penggunaan teknik pembelajaran membaca cepat untuk menemukan ide pokok dengan teknik skipping ayunan visual sangat menarik untuk diteliti maka dari itulah penulis melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat untuk Menemukan Ide pokok dengan Teknik Skipping Ayunan Visual pada Siswa Kelas X.11 SMA Negeri 2 Semarang Tahun Ajaran 2008/2009”.

1.2 Identifikasi Masalah Dalam kegiatan belajar mengajar, guru selalu dihadapkan pada siswa yang mengalami kesulitan berbahasa khususnya keterampilan membaca. Berbagai macam masalah yang menghambat dalam pembelajaran membaca cepat untuk menemukan ide pokok menyebabkan kemampuan siswa dalam membaca cepat untuk menemukan ide pokok kurang maksimal. Dalam meningkatkan keterampilan membaca cepat untuk menemukan ide pokok dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari diri siswa. Sebagian besar siswa beranggapan bahwa membaca adalah pelajaran yang membosankan, kurangnya kesadaran dari siswa akan pentingnya pelajaran membaca. Selama kegiatan membaca khususnya membaca cepat untuk menemukan ide pokok, siswa merasa tersiksa jika harus melaksanakan tugas membaca cepat untuk menemukan ide pokok yang yang diberikan oleh guru. Keluhan sebagian siswa adalah (1) bacaan yang disajikan kurang menarik; (2) tidak terbiasa membaca cepat; (3) tidak mengetahui teknik-teknik dalam membaca cepat untuk menemukan ide pokok. Akibatnya, kecepatan membaca siswa masih rendah. Selain itu, siswa mengalami kesulitan dalam menemukan ide pokok. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar siswa yang meliputi faktor guru, sarana, dan lingkungan. Kurangnya hasil belajar siswa dalam membaca khususnya membaca cepat untuk menemukan ide pokok dapat disebabkan karena cara pengajaran guru masih klasikal dan monoton. Siswa hanya sebagai pendengar, tidak ikut secara langsung dalam pembelajaran. Selain itu, kurangnya pemberian teknik-teknik dalam membaca cepat untuk menemukan ide pokok. Selama pembelajaran membaca cepat untuk menemukan ide pokok, guru hanya memberikan penugasan kepada siswa untuk membaca cepat kemudian siswa diminta menjawab pertanyaan tanpa adanya panduan membaca cepat untuk menemukan ide pokok. Akibatnya guru tidak mengetahui seberapa besar kecepatan membaca siswa dan kesulitan yang dihadapi siswa dalam menemukan ide pokok. Guru seharusnya menerapkan teknik sesuai dengan kebutuhan siswa. Kebutuhan yang dimaksud disini adalah proses untuk meningkatkan kecepatan membaca dan menemukan ide pokok dalam bacaan. Salah satu teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca cepat untuk menemukan ide pokok adalah, dengan menggunakan teknik skipping ayunan visual. Melalui teknik pembelajaran ini, siswa diajak untuk berlatih membaca cepat untuk menemukan ide pokok melalui latihan mengayunkan mata secara cepat dan tepat dari bagian yang penting ke bagian penting yang lain melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut dimulai dengan latihan mengayunkan mata secara cepat dan tepat yaitu membaca frase, melebarkan jangkauan mata, membaca kalimat, dan membaca paragraf. Dengan menggunakan teknik tersebut kecepatan membaca siswa dapat meningkat selain itu, mempermudah siswa dalam menemukan ide pokok teks bacaan.

Like Skripsi Ini :

Baca Juga Judul Menarik Lainnya di Bawah INI :

Comment With Facebook!

Rating: 4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA CEPAT UNTUK MENEMUKAN IDE POKOK DENGAN TEKNIK SKIPPING AYUNAN VISUAL SISWA KELAS X.11 SMA NEGERI 2 SEMARANG