Follow me on Facebook! Follow me on Twitter!
 7projectsdistro.com - Toko Kaos Distro Online Terlengkap Termurah dan Terpercaya

Studi Tentang Minat Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

PanduanTOEFL Terbaik dengan Metode MindMap
Latar Belakang Problematika Studi Tentang Minat Belajar Siswa Terhadap  Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam 
Di dalam hidup dan kehidupan ini, PAI memiliki peranan yang sangat penting bagi setiap sendi kehidupan manusia. Oleh sebab itu pasti tidak ada orang yang dapat hidup layak tanpa menguasai pendidikan agama. Apalagi pendidikan agama Islam yang merupakan kebutuhan pokok bagi umat muslim. Di dalam ilmu agama tersebut banyak sekali hal-hal yang diajarkan, terutama menyangkut tentang ibadah kepada Allah SWT. Sedemikian penting dan strategis arti pendidikan agama tersebut, setiap manusia diwajibkan untuk mempelajarinya.
Agama merupakan fitrah manusia yang dimiliki sejak lahir. Apapun agama yang dianut oleh orang tuanya, maka itulah agama yang dianut oleh anaknya, Setelah dewasa barulah manusia bisa berpikir dan mencari agama manapun yang dianggap pantas untuknya. Kenyataannya disebabkan karena ia telah mempunyai kemampuan menentukan jalan hidupnya sendiri.
Usaha pembelajaran pendidikan agama Islam diharapkan mampu membentuk kesalehan pribadi dan sekaligus kesalehan sosial. Dalam konteks masyarakat Indoensia yang pluralistik, terhadap timbulnya perpecahan dan konflik-konflik sosial.
Dengan perkataan lain, agama dalam kehidupan masyarakat majemuk dapat berperan sebagai faktor pemersatu (integratif) dan dapat pula berperan sebagai faktor pemecah (disintegratif), fenomena semacam ini akan banyak ditentukan setidak-tidaknya oleh beberapa hal :
1. Teologi agama dan doktrin ajarannya
2. Sikap dan perilaku pemeluknya dalam memahami dan menghayati sosio-kultural yang mengelilinginya, serta
3. Peranan dan pengaruh pemuka agama termasuk guru agama dalam mengarahkan pengikutnya.
Karena itu pembelajaran pendidikan Islam diharapkan mampu mewujudkan Ukhuwah Islamiyah dalam masyarakat yang pluralistik, dalam keberagaman ini dapat diharapkan dibangun suatu tatanan hidup yang rukun, damai, dan tercipta kebersamaan hidup serta toleransi yang dinamis dalam membangun bangsa Indonesia.
Masyarakat yang plural membutuhkan ikatan adab (the bound of civility), yakni pergaulan antara satu sama lain yang diikat dengan satu “civility” ? Ikatan ini pada sadarnya dapat dibangun dari nilai-nilai universal ajaran agama. Karena itu bagaimana guru agama mampu membelajarkan pendidikan agama yang difungsikan sebagai panduan moral dalam kehidupan masyarakat yang serba plural tersebut dan bagaimana guru agama mampu mengangkat dimensi-dimensi konseptual dan substansial dari ajaran agama seperti ; kejujuran, keadilan, kebersamaan kesadaran akan hak dan kewajiban, ketulusan dan beramal, serta, musyawarah yang selanjutnya diharapkan dapat dalam hidup dan kehidupan.
Di dalam ajaran agama Islam terdapat suatu pandangan yang universal, yaitu bahwa manusia diciptakan oleh Allah sebagai makhluk yang terbaik dan tertinggi/termulia, serta diciptakan dalam kesucian asal (fitrah), sehingga setiap manusia mempunyai potensi benar. Di sisi lain manusia juga diciptakan oleh Allah sebagai makhlul yang dhaif, sehingga setiap manusia mempunyai potensi salah.
Keluarga merupakan lembaga sosial yang pertama dan utama dalam pendidikan anak dan orang tua merupakan tokoh yang sangat berperan dalam menentukan kelangsungan pendidikan anak. Tanpa adanya dukungan orang tua, maka apa yang diharapkan dan diaspirasikan pembelajar akan mengalami banyak hambatan. Agar manusia beriman tetap cenderung dekat dengan kebenaran sedapat mungkin menghindari pemberian dan amalan yang salah, mereka dituntut mempunyai penguasaan terhadap sumber-sumber hukum Islam seperti al-Qur’an, Hadits, Ijma’ dan Qiyas.
Dalam memenuhi tuntutan ini msulimin dan muslimat diperinttah untuk senantiasa Iqra’ daam arti menempuh pendidikan yang seluas-luasnya, tentunya pendidikan agama. Kondisi kekinian tidak sulit bagi muslim- dan muslimat mencari lembaga-lembaga pendidikan untuk memenuhi tuntutan pendidikan. Mulai dari yang ada dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bahkan pemerintah, lembaga pendidikan lebih dari cukup baik dalam tinjauan kuantitatif maupun kualitatif.
Untuk itu untuk meningkatkan minat belajar anak terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam perlu adanya dukungan orang tua baik berupa bimbingan, dorongan gairah belajar, baik yang berbentuk pemberian hadiah, bimbingan maupun dorongan lainnya yang berupa perhatian dan pengawasan.
Subyek belajar di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Selong, cukup banyak belum dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai insan yang beragama Islam. Hal ini terjadi karena mereka tidak mempunyai pemahaman dan penghayatan yang standar terhadap ajaran agama. Peserta didik tampaknya cukup mencolok dalam gairah belajar agama. Ada banyak mereka yang antusias dan tidak sedikit yang mengarah terhadap pembelajaran agama Islam.
Lingkungan pertama dan utama peserta didik adalah lingkungan keluarga bagi mereka yang bertempat tinggal di daerah-daerah pedesaan mungkin masih sangat kental dengan kegiatan keberagamannya, mereka sering mendengar suara-suara azan dimasjid, di mushalla maupun di surau-surau. Sehingga secara spontan mereka langsung beranjak dari tempatnya dan menuju ke masjid, mushalla maupun ke surau.
Namun di daerah-daerah perkotaan, karena kesibukan meraka mencari nafkah, pergi pagi pulang sore atau malam bahkan sampai pagi lagi, kadang tidak pernah mendengar azan. Oleh sebab itu perlu adanya rangsangan dari dalam, motivasi serta dukungan untuk mempelajari agama yang digunakan dalam lingkungan masing-masing keluarga. Supaya mereka menyadari bagaimana pentingnya pendidikan kepada Allah SWT yang merupakan modal dasar untuk mencapai sukses.
Dalam pendidikan non formal, sholat ataupun mengaji merupakan kegiatan langsung yang bisa diwujudkan dalam lingkungan keluarga sehingga suatu keluarga akan memperoleh keamanan dan ketengan jiwa dalam mengarungi bahtera kehidupan yang penuh dengan gelombang dan ombak yang suatu saat dapat menghanyutkan bahtera tersebut.
Lingkungan sekolah juga diduga dapat menentukan kemampuan siswa dalam mempelajari bidang-bidang keagamaan, sekolah-sekolah yang berada di lingkungan perkotaan haruslah dapat membagi waktu antara pelajaran umum dengan pelajaran-pelajaran keagamaan yang telah dicantumkan dalam kurikulum sekolah, sehingga pelajaran agama di sekolah tersebut tidak terbelengkalai atau dilalaikan.
Setiap individu memiliki keinginan untuk menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semakin canggih. Namun harus pula didukung oleh iman dan taqwa sebagai pendukung dalam kehidupan yang lebih baik lagi.
B. Batasan Istilah
Untuk menjaga timbulnya kesalahan penafsiran atau pemahaman pada judul skripsi di atas, akan dijelaskan beberapa istilah penting yang digunakan dalam judul tersebut, yaitu :
1. Studi
Kata studi di sini dapat berarti “ pelajaran dan penyelidikan terhadap suatu obyek tertentu yang ingin dituju. Jadi yang dimaksud dengan studi dalam pengertian ini adalah melaksanakan suatu penyelidikan terhadap suatu obyek. Dalam kaitannya dengan judul skripsi ini, maka kata studi yang dimaksudkan adalah melaksanakan penyelidikan tentang hubungan minat siswa terhadap mata pelajaran PAI di SMKN 1 Selong Tahun Pembelajaran 2004/2005.
2. Minat
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dijelaskan bahwa : Minat dapat diartikan sebagai suatu kesukaan (kecendrungan kepada sesuatu). . (Poerdarminta, 1884, Hal. 650). Kemudian menurut Andi, dikatakan bahwa “ minat adalah suatu perangkap mental yang terdiri dari campuran perasaan, prasangka, rasa takut, atau kecendrungan-kecendrungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pikiran tertentu”. Berbeda dengan niat di mana menurut Purwadarminta menyatakan bahwa “ Niat adalah ujud atau maksud tujuan sesuatu perbuatan. Di mana unsur penekannya masih bermaksud akan melakukan suatu perbuatan.
Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa minat merupakan kombinasi dari berbagai perasaan yan ditimbulkan oleh individu untuk melakukan aktifitas tertentu sesuai dengan kesukaan atau kesenangan. Jadi yang dimaksud dengan minat dalam kaitannya dengan judul skripsi ini, yakni keinginan siswa untuk ikut secara aktif dan penuh perhatian dalam mengikuti pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama Islam.
3. Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
C. Rumusan Problematika
Berangkat dari problematika latar belakang tersebut di atas, maka kita temukan berbagai macam rumusan masalah sebagai berikut :
1. Seberapa besar minat para siswa mempelajari pendidikan agama Islam di SMKN 1 Selong ?
2. Kendala-kendala apa yang dihadapi guru dan siswa dalam membangkitkan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran agama Islam di SMKN 1 Selong ?

Like Skripsi Ini :

Baca Juga Judul Menarik Lainnya di Bawah INI :

Comment With Facebook!

Rating: 4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: Studi Tentang Minat Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam