1.1 Latar Belakang Masalah STUDI PENENTUAN LOGAM TEMBAGA (Cu) DAN SENG (Zn) PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max [L] Merril) SECARA SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM DI KECAMATAN TRIMURJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
Kedelai (Glycine max [L] Merril) merupakan salah satu tanaman sumber protein yang
penting di Indonesia. Sebagai bahan pangan pokok sebagian besar penduduk
Indonesia, tanaman kedelai menjadi prioritas utama dalam pembangunan pertanian.
Berdasarkan luas panen, di Indonesia kedelai menempati urutan ke-3 sebagai tanaman
palawija setelah jagung dan ubi kayu. Rata-rata luas pertanaman per tahun sekitar
703.878 ha, dengan total produksi 518.204 ton.
Pertanian modern dengan tuntutan produksi yang tinggi, khususnya di lahan dengan
tanah tidak subur dan menggunakan varietas unggul, memerlukan masukan unsur
hara dalam jumlah besar. Kebutuhan unsur hara di atas dapat dipenuhi melalui
pemanfaatan berbagai jenis unsur hara, baik organik maupun anorganik, alami
ataupun non alami (rekayasa kimia).
Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya hasil kedelai antara lain: tanah,
varietas, pengelolaan, lingkungan, keadaan hama, pemupukan dan zat-zat pencemar
(Sumarno, 1984). Kedelai mempunyai potensi yang cukup besar untuk dikembang-
kan sebagai sumber bahan makanan seperti tempe, minyak, kecap dan sebagainya.
Disamping itu kedelai merupakan tanaman dengan daerah penyebaran yang cukup
luas termasuk di daerah tropis seperti di Indoensia (AAK, 1989).
Penggunaan pupuk kimia dalam jumlah besar dapat berdampak buruk terhadap
lingkungan. Pupuk kimia dapat mengandung logam berat dalam jumlah tinggi dan
kegunaannya dapat meningkatkan konsentrasinya di dalam tanah serta bahayanya
terhadap mahluk hidup (Salam AK, 1997).
Pupuk kimia yang biasa digunakan petani untuk tanaman kedelai yaitu Urea dan TSP
yang semuanya mengandung 0,02 % Cu dan 0,02 % Zn. Petani menggunakan pupuk
tersebut pada kedelai untuk urea kira-kira 600—800 kg per hektar, TSP kira-kira
600—800 kg per hektar dan KCl kira-kira 400 kg per hektar. Untuk zat pengatur
tumbuhan (ZPT) dan pupuk pelengkap cair (PPC), petani menggunakan Dharmasri
5 EC untuk mengendalikan rayap tanah pada akar dan gandasil D untuk pertumbuhan
dau dan buah yang mengandung komposisi 12 % asam fosfat dilengkapi dengan
unsur-unsur tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), Kobal (Co), dan Boron (B) serta
vitamin-vitamin untuk pertumbuhan tanaman seperti aneurine, laktof lavine dan
nicotinil acid amida (Williams and UZO, W.T.H, 1993).
Zat-zat pencemar merupakan senyawa yang tidak diinginkan dalam lingkungan
hidup. Bahan-bahan pencemar itu tergolong zat organik dan anorganik. Diantara zat-
zat pencemar anorganik maka logam berat seperti tembaga (Cu) dan seng (Zn)
mendapat perhatian yang lebih banyak. Hal ini bukan saja karena sifat toksiknya
melainkan logam berat itu pada umumnya terdapat dalam lingkungan. Diantara
logam-logam berat yang dapat mengganggu kesehatan tubuh adalah tembaga dan
seng.
Besarnya bahaya logam berat terhadap mahluk hidup di atas menunjukkan bahwa
akumulasi logam berat di dalam jaringan tubuh tumbuhan, hewan dan manusia harus
ditekan. Selain itu aliran logam berat melalui jaringan makanan harus diatur
sedemikian rupa, sehingga logam berat yang dapat memasuki jaring makanan hanya
dalam jumlah terbatas dan pemupukannya di dalam jaringan tubuh mahluk hidup
berada pada tingkat yang tidak membahayakan.
Dengan mengetahui akibat-akibat tersebut di atas maka perlu dilakukan studi logam
berat pada tanaman kedelai yang banyak dikonsumsi oleh manusia. Dalam studi
logam ini akan ditentukan kandungan logam tembaga dan seng pada tanaman kedelai
secara kuantitatif menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam tembaga (Cu) dan seng
(Zn) dalam tanaman kedelai di kecamatan Trimurjo secara Spektrofotometer Serapan
Atom.
Kimia
- Profil Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dalam Cangkang Kupang Beras ( Tellina versicolor )
- Profil Kandungan Logam Berat Merkuri (Hg) dan Tembaga (Cu) dalam Daging Kupang Beras ( Tellina versicolor )
- Pengembangan Sensor Gas Hidrogen Sulfida Berbasis Reagen Kering Timbal Asetat
- Modifikasi Membran Poly-Sulfonasi dengan Serbuk Kayu Jati Untuk Absorpsi Logam Bermuatan +1, +2 dan +3
- Ester Asam Lemak
- Determinasi Gas H2s secara Optik Menggunakan Reagen Kering Timbal Asetat dengan Teknik Sol-Gel
- Preparasi Membran Nata de Coco-Etilendiamin dan Studi Karakteristik Pengikatannya Terhadap Ion Cu2+
- PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) BERORIENTASI CHEMOENTREPRENEURSHIP (CEP) MENGGUNAKAN PRAKTIKUM APLIKATIF BERBASIS LIFE SKILL
- Analisis Ion Logam Berat Pb2+, Cd2+, Zn2+ Pada Elektroda Amalgam Tembaga Dengan Teknik Voltametri Lucutan Anodik Gelombang Persegi


Comment With Facebook!
4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: STUDI PENENTUAN LOGAM TEMBAGA (Cu) DAN SENG (Zn) PADA TANAMAN KEDELAI (Glycine max [L] Merril) SECARA SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM DI KECAMATAN TRIMURJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
Rating: