A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Multimedia Pembelajaran Berbasis TIK Terhadap Hasil Belajar Membaca Kritis Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP
Siswa menganggap bahwa pelajaran bahasa Indonesia itu mudah, pada umumnya tidak dianggap oleh siswa sebagai pelajaran yang sukar. Para siswa tidak pernah mengategorikan sebagai momok seperti halnya pelajaran Matematika, Fisika, Bahasa Inggris, dan lain-lain. Tetapi pada kenyataannya, nilai hasil belajar membaca kritis siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia tidak lebih baik dari mata pelajaran yang dianggap sukar. Permasalahan ini muncul bukan hanya karena kemampuan dan motivasi belajar siswa yang kurang, tetapi juga disebabkan oleh faktor lingkungan belajar yang kurang mendukung. Hal ini kreativitas guru bahasa Indonesia dalam mengelola pembelajaran mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam meningkatkan hasil belajar membaca kritis pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil penelitian awal yang dilakukan di kelas IX SMPN 1 Tirtayasa Kecamatan Tirtayasa menunjukkan bahwa nilai-nilai rata-rata ulangan harian mata pelajaran bahasa Indonesia belum mencapai hasil yang maksimal. Dari 185 siswa sebanyak 103 siswa tuntas dalam belajar, dan masih ada 82 siswa belum tuntas. Standart Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang ditetapkan di SMPN 1 Tirtayasa untuk mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu 60.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, guru sebagai pengelola pembelajaran harus mengemas pembelajaran yang efektif dan bermakna bagi siswa. Pembelajaran akan memiliki makna, jika pembelajaran yang dikemas guru dapat dinikmati oleh siswa dan dapat memotivasi siswa. ”Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari” (Mulyasa, 2009: 38).
Demikian juga dalam hal ini, di sekolah telah mulai diperkenalkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Proses pembelajaran setidaknya TIK menempati tiga peranan, yakni sebagai konten pembelajaran (standar kompetensi), sebagai media pembelajaran, dan sebagai alat belajar. Mulyasa (2009: 38) menegaskan, perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampikan materi pembelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan belajar.
Azies & Alwasilah (1996:91) menjelaskan bahwa : Pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif, dan mengendalikannya jika terjadi gangguan dalam pembelajaran.
Pelaksanaan pengajaran agar berjalan efisien dan efektif. Syaodih (2003:31) menjelaskan bahwa: diperlukan perencanaan yang tersusun secara sistematis, dengan proses belajar mengajar yang lebih bermakna dan mengaktifkan siswa serta dirancang dalam suatu skenario yang jelas.
Guru dan siswa memerlukan adanya inovasi media pembelajaran. Inovasi media pembelajaran tersebut digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu produk teknologi yang dapat digunakan sebagai inovasi dalam pembelajaran adalah komputer. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Arsyad (2010:172) bahwa kemampuan teknologi semakin besar. Bentuk informasi grafis, video, amimasi, diagram, suara, dan lain-lain dengan mudah dapat dihasilkan dengan mutu yang cukup baik.
Beberapa pemikiran yang telah dikemukakan di atas, inovasi pembelajaran multimedia perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Munir (2008:112-113) menjelaskan bahwa:
Penggunaan pembelajaran multimedia dalam pembelajaran tidak mutlak harus diadakan oleh pengajar. Artinya, jika pengajar dalam proses pembelajarannya tidak menggunakan pembelajaran multimedia pun tidak akan dikatakan gagal, karena yang utama dalam proses pembelajaran adalah peserta didik dapat belajar dengan baik dan mencapai tujuan yang hendak dicapai dan telah dirumuskan sebelumnya.
Berdasarkan kenyataan tersebut dapat diasumsikan bahwa hasil belajar siswa belum cukup optimal. Hal itu dapat disebabkan karena faktor-faktor yang memengaruhi prestasi siswa. Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi siswa dapat berasal dari dalam diri siswa antara lain motivasi belajar, sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di antaranya adalah faktor guru tidak mampu menggunakan multimedia pembelajaran berbasis TIK sebagai alat mengajar. Mengacu kepada permasalahan yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul, “Pengaruh Multimedia Pembelajaran Berbasis TIK Terhadap Hasil Belajar Membaca Kritis Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Tirtayasa Tahun Pelajaran 2009/2010”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat masalah-masalah dalam penelitian ini yang dapat diidentifikasi sebagai berikut.
1. Apakah pengembangan kreativitas guru bahasa Indonesia dapat digunakan sebagai pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar membaca kritis pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
2. Apakah penggunaan multimedia pembelajaran berbasis TIK yang digunakan guru bahasa Indonesia dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Apakah upaya yang terus-menerus dalam pengayaan wawasan pengetahuan siswa, dapat dijadikan peningkatkan hasil belajar.
4. Apakah multimedia pembelajaran berbasis TIK dapat dimanfaatkan sebagai salah satu cara untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik.
5. Apakah multimedia pembelajaran berbasis TIK dapat dimanfaatkan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan motivasi siswa.
6. Dapatkah multimedia pembelajaran berbasis TIK digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar membaca kritis pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
| Download File Lengkapnya... |
| Download File Lengkapnya... |
11.01
Unknown
No comments
Comment With Facebook!
4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: Pengaruh Multimedia Pembelajaran Berbasis TIK Terhadap Hasil Belajar Membaca Kritis Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMP
Rating:
0 komentar:
Posting Komentar