Follow me on Facebook! Follow me on Twitter!
 7projectsdistro.com - Toko Kaos Distro Online Terlengkap Termurah dan Terpercaya

Perbedaan Efek Teknik Pemberian Kompres Hangat Pada Daerah Axilla Dan Dahi Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Klien Demam di Ruang Rawat Inap RSUP DR Wahidin Sudirohusodo Makassar

PanduanTOEFL Terbaik dengan Metode MindMap
A. Latar belakang Perbedaan Efek Teknik Pemberian Kompres Hangat Pada Daerah Axilla Dan Dahi Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Klien Demam di Ruang Rawat Inap RSUP  DR Wahidin Sudirohusodo  Makassar

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik ( feed back ) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu yang disebut titik tetap ( set point ) . Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan pada 37°C. Suhu tubuh adalah cerminan dari keseimbangan antara produksi dan pelepasan panas. Keseimbangan ini diatur oleh pengatur suhu ( termostat ) yang terdapat di otak -- tepatnya di hipotalamus. Pada orang normal, termostat ini diatur pada suhu 36,5 0 C - 37,2 0 disebut hiperpireksia ( Hartanto, 2003 ) . C. Sedangkan bila kenaikan suhu lebih dari 41,2 Demam ( pireksia ) bukan penyakit, melainkan tanda bahwa di dalam tubuh ada penyakit. Demam, apalagi bila terjadi pada anak, akan membuat bingung dan panik orangtuanya karena anak jadi rewel, tak bisa tidur, tak mau makan. Ini semua terjadi karena anak merasa tidak nyaman ( Hartanto, 2003 ) . 0 C Terapi kompres adalah salah satu metode fisik turunkan suhu tubuh bila anak demam yang sudah dikenal sejak zaman dulu. Dulu pemakaian alkohol untuk kompres rutin dilakukan bila anak demam. Hal ini dikarenakan sifat alkohol yang mudah menguap, dan untuk menguap perlu panas yang diambil dari tubuh penderita. Diharapkan, dengan kompres alkohol, panas tubuh akan berangsur turun. Tapi kini, pemakaian kompres dengan alkohol sudah tak dianjurkan lagi karena berbahaya bagi anak. Jika alkohol dibalurkan pada tubuh anak, uapnya akan terhirup dan bisa menimbulkan gangguan pada susunan saraf pusat ( Hartanto, 2003 ) . Dulu juga sering digunakan kompres air es atau es batu untuk menurunkan suhu tubuh. Pemakaian kompres seperti ini kini sudah mulai ditinggalkan karena tidak efektif untuk menurunkan suhu tubuh anak demam. Bila dikompres dengan air dingin, suhu tubuh tidak turun, malah meningkat bahkan anak jadi menggigil. Hal ini terjadi karena hanya membuat lingkungan luar saja yang dingin. Air dingin juga membuat pembuluh darah tepi di kulit jadi mengecil atau mengalami vasokontriksi -- panas yang seharusnya dialirkan oleh darah ke kulit agar keluar tubuh, terhalang. Terjadinya peningkatan produksi panas dan hambatan pengeluaran panas akan mengakibatkan tubuh tambah panas. Kompres dingin memang sudah tidak lagi dianjurkan untuk kasus demam, tapi masih kerap digunakan untuk kasus luka memar ( Hartanto, 2003 ) . Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya hanyalah perbandingan antara pemberian kompres hangat dan dingin ( Haryanto 2002 ) , Hasil penelitian tersebut kompres hangat lebih efektif daripada pemberian kompres dingin. Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan sinyal ke hipothalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor yang peka terhadap panas dihipotalamus dirangsang, sistem effektor mengeluarkan sinyal yang memulai berkeringat dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah diatur oleh pusat vasomotor pada medulla oblongata dari tangkai otak, dibawah pengaruh hipotalamik bagian anterior sehingga terjadi vasodilatasi. Terjadinya vasodilatasi ini menyebabkan pembuangan/kehilangan energi/panas melalui kulit meningkat ( berkeringat ) , diharapkan akan terjadi penurunan suhu tubuh sehingga mencapai keadaan normal kembali. Selama ini yang sering dijumpai dalam perawatan pada klien febris dengan peningkatan suhu tubuh hanya dilakukan dengan pemberian kompres pada daerah tubuh yang memiliki aliran vena besar, seperti leher, ketiak ( Axila ) dan inguinal ( lipatan paha ) . Dimana sebelumnya, dilakukan dengan pemberian kompres pada daerah dahi/kepala ( Tamsuri, 2006 ) . Oleh karena itu, pada penelitian ini penggunakan kompres hangat sebagai perlakuan, dengan membandingkan tempat pemgompresan pada daerah ketiak ( axilla ) dan daerah dahi. Daerah ketiak ( axilla ) terdapat vena besar yang memiliki kemampuan proses vasodilatasi yang sangat baik dalam menurunkan suhu tubuh dan sangat dekat dengan otak, di dalam otak terdapat sensor pengatur suhu tubuh yaitu hipotalamus. Dengan dilakukannya penelitian ini nantinya diharapkan dapat diketahui pemberian kompres air hangat pada daerah yang mana lebih efektif dalam penurunan suhu tubuh pada klien febris, apakah pada daerah axilla atau daerah dahi. Selama ini penelitian tentang pengompresan pada daerah ketiak dan dahi masih sangat kurang sehingga hal ini yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian ini

B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalahnya adalah “apakah terdapat perbedaan efek teknik pemberian kompres hangat pada daerah axilla dan dahi terhadap penurunan suhu tubuh pada klien demam di RSUP DR Wahidin Sudirohusodo Makassar?”

Like Skripsi Ini :

Baca Juga Judul Menarik Lainnya di Bawah INI :

Comment With Facebook!

Rating: 4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: Perbedaan Efek Teknik Pemberian Kompres Hangat Pada Daerah Axilla Dan Dahi Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Pada Klien Demam di Ruang Rawat Inap RSUP DR Wahidin Sudirohusodo Makassar