A. Latar Belakang Masalah Hubungan pelatihan asuhan keperawatan dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD dr. H. Chasan Boesoirie Ternate
Dokumentasi keperawatan merupakan catatan permanen tentang apa
yang terjadi pada klien, disamping sebagai persyaratan akreditasi yang
merupakan syarat legal dalam pelayanan kesehatan
(
Doenges, 2000
)
. Fungsi
dokumentasi bagi tenaga perawat salah satunya sebagai alat komunikasi serta
bukti pertanggung jawaban pelaksanaan kegiatan perawatan
(
Handayaningsih, 2009)
. Patricia
(
1997)
dalam Azies
(
2002
)
menemukan
bahwa kekurangan dalam dokumentasi keperawatan dapat mengakibatkan
ketidakkonsistenan asuhan keperawatan dan tidak mampu mengevaluasi
terapi yang efektif.
Menurut Sulaeman
(
1997)
dalam Setyowati dan Kemala Rita
(
2000)
jika pengetahuan kurang dalam pendokumentasian, maka perawat akan
mengalami hambatan dalam merumuskan diagnosa dan menyusun rencana
asuhan keperawatan sehingga hal ini menyebabkan kesulitan – kesulitan serta
masalah – masalah pada pelaksanaan pendokumentasian.
Pelatihan adalah suatu kegiatan dari perusahaan yang bermaksud
untuk dapat memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku,
ketrampilan dan pengetahuan dari para karyawan yang sesuai dengan
keinginan perusahaan yang bersangkutan. Nitisemito
(
1994)
dalam Kustini
(
2004)Hasil evaluasi tim keperawatan di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo
(
RSCM)
1999 menyebutkan bahwa perawat yang
melaksanakan pendokumentasian proses keperawatan sekitar 71 %
(
Azies,
2001)
. Rumah Sakit Umum Daerah
(
RSUD
)
dr H. Chasan Boesoirie Ternate
memiliki 215 orang perawat di Ruang rawat inapnya 204 orang
(
94,88 %
)
adalah dengan latar belakang pendidikan yang sudah diploma III dan
yang telah mengikuti pelatihan asuhan keperawatan sebanyak 64 orang
(
29,77 %
)
yang tersebar di semua ruang rawat inap.
Rumah Sakit Umum Daerah
(
RSUD
)
dr H. Chasan Boesoirie Ternate
dalam dua tahun terakhir telah dua kali mengadakan pelatihan khusus untuk
pelaksanaan pendokumentasian keperawatan dan dua kali mengintensifkan
pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan. Pertama kali adalah
dengan menggunakan format isian
(
model Source Oriented Record
)
dengan
model asuhan yang digunakan adalah fungsional. Kedua adalah
menggunakan model asuhan tim tetapi format pengkajian masih sama, yaitu
dari pengkajian hingga evaluasi masih berbentuk isian sehingga kelengkapan,
akurasi dan relevansinya belum optimal.
Tinggi rendahnya mutu pelayanan keperawatan dapat digambarkan
dari lengkap tidaknya data perawatan yang didokumentasikan oleh perawat
dalam rekam medik. Terwujudnya pelaksanaan pendokumentasian asuhan
keperawatan salah satunya melalui pendekatan perilaku dengan
memperhatikan aspek – aspek perilaku manusia salah satunya adalah faktor
internal yang ada pada diri perawat yaitu pengetahuan dalam hal pendokumentasian. Hal ini menunjukkan bahwa aspek tersebut dapat
memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan pendokumentasian asuhan
keperawatan
(
Rohmah & Walid 2009
)
.
Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Chasan Boesoirie Ternate juga
merupakan salah satu rumah sakit pendidikan bagi mahasiswa Akademi
Keperawatan, sehingga data tentang kinerja perawat dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan akan sangat bermanfaat. Data
tersebut sampai saat ini belum dimiliki oleh RSUD dr H. Chasan Boesoirie
Ternate. Hal tersebut mendorong peneliti untuk mengetahui apakah ada
hubungan pelatihan asuhan keperawatan dengan kinerja perawat dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD dr H.
Chasan Boesoirie Ternate.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka pertanyaan penelitian adalah :
Apakah ada hubungan pelatihan asuhan keperawatan dengan kinerja perawat
dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang rawat inap RSUD
dr H. Chasan Boesoirie Ternate ?
15.44
Unknown
Comment With Facebook!
4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: Hubungan pelatihan asuhan keperawatan dengan kinerja perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di ruang rawat inap RSUD dr. H. Chasan Boesoirie Ternate
Rating: