Follow me on Facebook! Follow me on Twitter!
 7projectsdistro.com - Toko Kaos Distro Online Terlengkap Termurah dan Terpercaya

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Di SMA Kristen Elim Makassar

PanduanTOEFL Terbaik dengan Metode MindMap
A. Latar Belakang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Di SMA Kristen Elim Makassar

Masa remaja adalah masa transisi antara kanak-kanak dan dewasa dan relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial sehingga mereka harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan. Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak. Masa yang penuh dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru. Di usia muda proses menjadi manusia dewasa terus berlangsung, sayangnya banyak di antara para remaja tidak sadar bahwa beberapa pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan ke hal-hal negatif seperti seks di luar nikah, narkoba, dan merokok. Pengaruh informasi global ( paparan media audiovisual ) yang semakin mudah diakses justru memancing anak remaja mengadaptasi kebiasaan- kebiasaan tidak sehat seperti merokok. Hal ini disebabkan oleh karena rasa ingin tahu dari remaja kadang tidak disertai pertimbangan rasional yang cukup tentang akibat yang ditimbulkan. Mereka mencoba dan terjerumus di dalamnya. Kebiasaan merokok dimulai dengan adanya rokok pertama. Sejumlah studi menemukan penghisapan rokok pertama dimulai pada usia 11-13 tahun ( Smet, 1994) . Oskamp dalam Nasution ( 2007) merumuskan bahwa setelah mencoba rokok pertama, seorang individu menjadi ketagihan merokok, dengan alasan seperti kebiasaan, menurunkan kecemasan, dan mendapatkan penerimaan. Sedangkan Graham dalam Aritonang ( 1997 ) menyatakan bahwa efek positif dari merokok adalah menghasilkan efek mood yang positif dan membantu individu dalam mengahadapi masalah yang sulit. Perilaku merokok pada remaja umumnya semakin lama akan semakin meningkat sesuai dengan tahap perkembangannya yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi dan intensitas merokok, dan sering mengakibatkan mereka mengalami ketergantungan nikotin. Parrot, ( 2004 ) menyatakan efek dari merokok hanya meredakan kecemasan selama efek nikotin masih ada, malah ketergantungan nikotin dapat membuat orang bertambah stress. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Sirait, at, al, ( 2001) bahwa perokok laki-laki jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perempuan, dimana jika diuraikan menurut umur, prevalensi perokok laki-laki paling tinggi pada umur 15-19 tahun. Remaja laki-laki pada umumnya mengkonsumsi 11-20 batang/hari ( 49,8% ) dan yang mengkonsumsi lebih dari 20 batang/hari sebesar ( 5,6% ) . Yayasan kanker Indonesia ( YKI ) menemukan 27,1% dari 1961 responden pelajar dari SMA/SMK sudah mulai atau bahkan sudah terbiasa merokok, umumnya siswa kel;as I menghisap 1-4 batang /hari, sedangkan siswa kelas 2 dan 3 mengkonsumsi rokok lebih dari 10 batang/hari. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Parrot ( 2004) mengenai hubungan antara stress dengan merokok yang dilakukan pada orang dewasa dan pada remaja menyatakan bahwa ada perubahan emosi selama merokok. Merokok dapat membuat orang yang stress tidak menjadi stress lagi, perasaan ini tidak akan lama, begitu selesai merokok, mereka akan merokok lagi untuk mencegah agar stres tidak terjadi lagi, keinginan merokok kembali timbul karena ada hubungan antara perasaan negatif dengan rokok, yang berarti bahwa para perokok merokok kembali agar menjaga mereka untuk menjadi tidak stress. Selain itu berdasarkan data dan observasi yang peneliti dapatkan di lapangan tampak adanya peningkatan perilaku merokok pada usia remaja khususnya remaja pada bangku sekolah SMA/SMK. Hal ini akan berdampak negatif pada derajat kesehatan khususnya para remaja dengan kebiasaan atau pola hidup tidak sehat. Merokok akan mengakibatkan kematian pada usia setengah baya , sebelum 70 tahun, atau kehilangan sekitar 22 tahun harapan hidup normal. Berdasarkan penelitian yang diadakan di STIK Famika oleh Endom ( 2005) faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok pada mahasiswa adalah faktor orangtua, teman dan kepribadian. Para remaja yang memiliki orang tua perokok cenderung akan menjadi perokok dan remaja yang memiliki teman kelompok perokok juga akan terpengaruh sehingga mereka pun akan menjadi perokok. Kepribadian remaja yang selalu ingin tahu membuat mereka mencoba merokok tanpa dipengaruhi oleh siapapun. Karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian apakah ada faktor-faktor lain yang berhubungan dengan perilaku merokok pada remaja. Peneliti memilih SMA Kristen Elim sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan jarak yang mudah dijangkau oleh peneliti. Berdasarkan alasan di atas maka peneliti memilih judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok Pada Siswa SMA Kristen Elim Makassar.”

B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Gambaran Faktor-faktor Yang Berhubungan dengan Perilaku Merokok Pada Masa Remaja di SMA Kristen Elim Makassar” ?

Like Skripsi Ini :

Baca Juga Judul Menarik Lainnya di Bawah INI :

Comment With Facebook!

Rating: 4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja Di SMA Kristen Elim Makassar