A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Metode Resitasi dengan Menggunakan Lembar Kerja Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Pada Pokok Bahasan Himpunan Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007
Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, pembangunan
di bidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat penting dan
menentukan dalam pembinaan sumber daya manusia. Oleh karena itu bidang
pendidikan perlu dan harus mendapatkan perhatian, penanganan, dan prioritas
secara sungguh-sungguh baik oleh pemerintah, masyarakat pada umumnya dan
para pengelola pendidikan pada khususnya.
Sejalan dengan perkembangan masyarakat dewasa ini pendidikan banyak
menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan yang cukup menarik adalah
yang berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan, yang disebabkan masih
rendahnya mutu pendidikan di Indonesia.
Proses pendidikan, khususnya di Indonesia selalu mengalami suatu
penyempurnaan yang pada akhirnya menghasilkan suatu produk atau hasil
pendidikan yang berkualitas. Berbagai usaha telah dilakukan oleh pengelola
pendidikan untuk memperoleh kualitas atau kuantitas pendidikan dalam rangka
meningkatkan prestasi belajar siswa atau peserta didik. Langkah ini merupakan
langkah awal untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Peningkatan kualitas harus dipenuhi melalui peningkatan kualitas dan
kuantitas tenaga kependidikannya serta dibarengi dengan pembaharuan kurikulum
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan zaman
dan pembangunan, serta penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang
memadai. Mulai tahun 2006, di dalam sistem pendidikan Indonesia diberlakukan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat satuan
Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang terdiri dari tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kelender pendidikan dan silabus.
Dalam KTSP pembelajaran lebih terpusat kepada siswa dengan bantuan
beberapa komponen yang mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran.
Komponen itu berperan dalam membantu siswa untuk mencapai hasil belajar
yang optimal. Salah satu komponen yang memegang peranan penting dalam
kelangsungan kegiatan pembelajaran adalah guru. Oleh karena itu, seorang guru
dituntut mempunyai pengetahuan, keterampilan khusus dan sikap profesional.
Dalam dunia pendidikan, matematika telah diperkenalkan kepada siswa
sejak tingkat dasar sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Pada pendidikan
matematika, guru memegang peranan penting dalam mewujudkan tercapainya
tujuan pembelajaran. Seorang guru matematika disamping menjelaskan konsep,
prinsip, teorema, guru juga harus mengajarkan matematika dengan menciptakan
kondisi yang baik agar keterlibatan siswa secara aktif dapat berlangsung. Unsur penting dalam pembelajaran matematika adalah merangsang siswa serta
mengarahkan siswa belajar, di mana belajar dapat dirangsang dan dibimbing
dengan berbagai metode atau cara yang mengarah pada tujuannya dan langkah
yang tepat adalah dengan menggunakan metode mengajar yang tepat sesuai
dengan pokok bahasan yang dianjurkan.
Pada umumnya sumber belajar diartikan secara sempit oleh guru, yaitu
hanya terbatas pada buku-buku pelajaran. Hal ini dapat dilihat pada penyusunan
perencanaan pengajaran, yang dicantumkan sebagai sumber belajar kebanyakan
hanya buku pelajaran saja, sumber-sumber belajar yang lain kurang dioptimalkan
penggunaannya sebagai sarana dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap
materi yang diajarkan. Begitu juga pada pengajaran matematika halaman
perhalaman sesuai dengan apa yang tertulis dalam buku paket dan kurang
mengoptimalkan pengajaran matematika di luar kelas di mana pendidikan tidak
hanya berorientasi pada nilai akademik yang bersifat pemenuhan aspek kognitif
saja, melainkan juga berorientasi pada cara anak didik dapat belajar dari
lingkungan, pengalaman dan kehebatan orang lain, kekayaan dan luasnya
hamparan alam sehingga mereka bisa mengembangkan sikap kreatif dan daya
pikir imaginatif.
Tujuan utama dari pendidikan matematika adalah memberikan penekanan
pada penataan nalar, pembentuk sikap, serta memberikan tekanan pada
keterampilan dalam penerapan matematika. Berkaitan dengan metode pengajaran dan alasan di atas, penulis ingin
mengetahui pengaruh dari metode Resitasi secara realistis (nyata), yaitu dengan
penugasan di lapangan terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa pada pokok
bahasan himpunan. Metode Resitasi adalah suatu cara belajar mengajar dimana
guru dan siswa merencanakan bersama-sama suatu soal, problem atau kegiatan
yang harus diselesaikan siswa dalam waktu tertentu. Sedangkan salah satu bentuk
pengajaran matematika di luar kelas yaitu dengan penyelesaian tugas di lapangan,
berupa kegiatan matematika yang dilaksanakan bukan di laboratorium belaka
tetapi lebih luas yang memanfaatkan alam terbuka dan lingkungan sekitar.
Kemampuan awal pada siswa juga merupakan prasyarat yang harus
dimiliki oleh siswa agar dapat mengikuti pelajaran dengan lancar. Hal ini
disebabkan karena materi pelajaran yang ada disusun secara terstruktur, artinya
materi pelajaran disusun untuk kelas yang berada di atasnya. Sebelum sampel
diberi perlakuan (kelas eksperimen dengan metode resitasi dan kelas kontrol
dengan metode ekspositori) diperlukan analisis data terlebih dahulu yaitu data
kemampuan awal siswa yang diperoleh dari nilai UAS semester I. Hal ini
dimaksudkan untuk memperoleh asumsi bahwa kelas sampel yang dipilih berawal
dari kemampuan awal yang sama (kemampuan awal tidak berbeda secara
signifikan) sehingga setelah diberi perlakuan terjadi perbedaan rata-rata antara
kelas eksperimen dan kontrol hal ini disebabkan karena penggunaan metode
resitasi pada kelas eksperimen (Metode resitasi dengan menggunakan LKS mempunyai pengaruh terhadap hasil belajar siswa daripada pembelajaran dengan
menggunakan metode ekspositori).
Sejak tahun 2006/2007 SMP Negeri 13 Semarang sudah menerapkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas VII dan kelas VIII,
sedangkan untuk kelas IX masih menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK). Dalam KTSP, kegiatan pembelajaran lebih terpusat kepada siswa dan
mengembangkan kretafitas siswanya. Atas dasar hal itulah diperlukan adanya
variasi model pembelajaran. Selam ini pelajaran matematika di SMP Negeri 13
Semarang masih banyak disampaikan secara monoton.
Dari uraian dan pemikiran di atas, penulis bermaksud mengadakan
penelitian dengan judul:
“PENGARUH METODE RESITASI DENGAN MENGGUNAKAN LEMBAR KERJA SISWA DAN PENGAJARAN EKSPOSITORI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL” (Studi Pembelajaran Matematika Pokok Bahasan Himpunan Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalahnya
adalah: Apakah pembelajaran dengan metode Resitasi dengan menggunakan LKS
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa ditinjau dari kemampuan awal siswa
pada pokok bahasan himpunan siswa SMP Negeri 13 Semarang kelas VII
semester 2?
15.51
Unknown
Comment With Facebook!
4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: Pengaruh Metode Resitasi dengan Menggunakan Lembar Kerja Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Kemampuan Awal Siswa Pada Pokok Bahasan Himpunan Siswa Kelas VII Semester 2 SMP Negeri 13 Semarang Tahun Ajaran 2006/2007
Rating: