A. Alasan Pemilihan Judul SURVEI TENTANG SISTEM PEMBUATAN JAS PRIA PADA BEBERAPA TAILOR DI KOTA SEMARANG
Busana merupakan kebutuhan pokok selain pangan dan papan..
Pemenuhan busana tidak harus mahal dan bagus tetapi dapat memenuhi syarat
atau fungsi dari berbusana, diantaranya : sebagai alat pelindung (rasa dingin,
panas dan gigitan binatang atau serangga), sebagai alat perhiasan, memenuhi
syarat kesopanan (Wasia Roesbani dan Roesmini Soeryaatmaja, 1991:3).
Pakaian dapat digunakan untuk menunjukkan status sosial maupun kedudukan
seseorang dalam masyarakat.
Busana yang baik dan menarik tidak lepas dari faktor yang
mempengaruhinya antara lain : bentuk tubuh, pemilihan mode, pemilihan
bahan, usia pemakai, kesempatan (Wasia Roesbani dan Roesmini
Soeryaatmaja, 1991:3).
Usaha jasa penjahitan yang ada sekarang ini banyak jenisnya antara
lain : usaha butik, konveksi, modiste, tailor dan penjahitan perseorangan.
Tailor adalah salah satu usaha dibidang busana yang mengerjakan
busana pria, khususnya setelan jas (Sriwening dan Sicilia Sawitri, 1994:99)
Sistem pembuatan jas adalah teknik pembuatan jas dengan cara khusus
mulai dari pemilihan disain, bahan, pembuatan pola, menggunting,
pengepasan dan penyelesaian.
Disain model yaitu disain yang dibuat sesuai dengan bentuk tubuh,
usia, waktu dan kesempatan pemakaian. Disain bisanya berupa sketsa
(Winarno, 1996:3). Sketsa jas biasanya berupa model krah, saku, garis-garis
hias dan sebagainya .
Macam-macam model jas antara lain:
1. Jas Single Breasted
Jas Single Breasted adalah model jas yang bagian depan kiri
menutupi bagian depan kanan dengan satu baris kancing.
2. Jas Double Breasted
Jas Double Breasted adalah model jas yang bagian depan kiri
menutupi bagian depan kanan dengan dua baris kancing.
Hasil pembuatan jas supaya baik selain pola, teknik penyelsesaian juga
ditentukan oleh pemilihan bahan. Pemilihan bahan yang tepat untuk jas atau
busana antara lain :
a. Tekstil yang jatuhnya tidak kaku atau melangsai tetapi mudah dibentuk.
b. Tenunan padat (rapat) dalam arti tidak tembus pandang (transparan).
c. Asal bahan dapat dari serat alam, sintetis atau campuran.
Pembuatan jas menggunakan beberapa macam pola antara lain : sistim
Sukarno dan sistim M.H. Wancik. Kedua sistim pembuatan pola tersebut
masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, namun sistem ini
tidak selalu digunakan oleh tailor, bahkan tailor cenderung membuat sistim
sendiri.
Sistem menjahit busana terdiri dari sistem perorangan, sistem
menjahit cepat, sistem semi tailoring dan sistem tailoring. Pembuatan jas pada
umumnya menggunakan sistem semi tailoring dan tailoring. Sistem tailoring
yang digunakan oleh beberapa tailor pada dasarnya sama, namun ada
perbedaan-perbedaan yang khusus tetapi hasilnya tetap bagus. Penggunaan
interlining atau lapisan dalam ada yang menggunakan kain pasir, tenunan
rambut kuda, bahkan ada yang menggunakan fliselin biasa. Cara memasang
interlining ada yang menggunakan lapisan dengan perekat, ada juga yang
menggunakan tusuk piquer (dengan tangan).
Penggunaan lining atau bahan furing akan berpengaruh pada bentuk
sebuah pakaian khususnya jas. Macam-macam lining antara lain : satin,
haputai, rayon tafeta, lining crepe, sutera yap, bomberg rayon tafeta M. Jalins
dan Ita A. Mamdy (tanpa tahun:71). Pada kenyataannya setiap tailor
mempunyai sistem sendiri yang berbeda dengan tailor yang lain.
Uraian diatas dapat di jelaskan bahwa perlu diadakan suatu “Survai
tentang Sistem Pembuatan Jas Pria Pada Beberapa Tailor di Kota Semarang
tahun 2006.
B. Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana sistem
pembuatan jas pria pada tailor di kota Semarang tahun 2006 ?
23.00
Unknown
Comment With Facebook!
4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: SURVEI TENTANG SISTEM PEMBUATAN JAS PRIA PADA BEBERAPA TAILOR DI KOTA SEMARANG
Rating: