Pengaruh Formulasi Bumbu Berbeda Terhadap Tingkat Penerimaan Konsumen Samosa Ikan Jambal Siam (Pangasius hypophthalmus)

Latar Belakang Pengaruh Formulasi Bumbu Berbeda Terhadap Tingkat Penerimaan Konsumen Samosa Ikan Jambal Siam (Pangasius hypophthalmus)

Provinsi Riau memiliki potensi perikanan tangkap dan budidaya yang cukup besar. Ikan jambal siam merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang terdapat diberbagai perairan umum seperti rawa-rawa, danau dan kolam budidaya. Ikan jambal siam ini termasuk jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan baik dalam area kolam maupun keramba. Provinsi Riau adalah salah satu daerah yang membudidayakan ikan ini yang laju pertumbuhannya cukup pesat. Produksi ikan jambal siam di Provinsi Riau tahun 2006 adalah sebesar 9.284,5 ton (Dinas Perikanan Daerah Tingkat I Provinsi Riau, 2007).

Komposisi kimia ikan jambal siam adalah protein 14-16%, lemak 6-13% dan kadar air 75-80% (Siregar dalam Samsul Hadi, 2009). Ikan sebagai sumber protein hewani yang baik dan mudah dicerna sudah dikenal luas masyarakat bahkan telah di produksi dengan skala yang cukup besar. Namun, untuk meningkatkan konsumsi produk perikanan perlu diversifikasi yang tepat terhadap produk tersebut.

Samosa merupakan jenis makanan yang terdiri dari kulit yang terbuat dari tepung terigu, mentega, garam dan air serta isi berupa daging cincang dan bumbu rempah-rempah. Di Indonesia samosa lebih di kenal dengan sebutan pastel India. Tak sulit mencari samosa karena hampir di tiap gerai kue atau bakery bisa dibeli camilan yang satu ini. Kalau mau yang beku, di gerai makanan beku atau frozen food pasar swalayan besar selalu tersedia dalam kemasan karton. Ciri khas camilan ini bahan isinya memakai bumbu kari. Bisa berupa campuran daging cincang, kentang dan kacang polong, wortel atau buncis. Isian ini kemudian ditaruh dalam potongan adonan yang terbuat dari tepung terigu, ghee atau mentega dan air. Cara membuat adonan ini persis seperti kulit pastel. Setelah dicampur rata, didiamkan lalu digilas tipis. Bentuk lipatannya hampir selalu segi tiga sehingga menjadi ciri khas samosa (Odilia, 2008).

Isi dari samosa umumnya adalah daging cincang namun tidak tertutup kemungkinan untuk menggantinya dengan jenis daging yang lain seperti daging ikan misalnya. Harga ikan lebih ekonomis jika dibandingkan dengan daging selain itu daging ikan banyak mengandung asam lemak esensial, protein dan yang paling penting adalah mudah dicerna. Salah satu jenis ikan yang bisa digunakan adalah ikan jambal siam. Ikan jambal siam memiliki daging yang cukup tebal, berwarna putih, memiliki serat daging yang halus dan mudah di dapat serta harganya relatif murah. Namun, yang menjadi permasalahannya adalah belum diketahui seberapa besar penerimaan konsumen terhadap samosa ikan jambal siam dengan menggunakan formulasi bumbu berbeda. Maka dari itu, melalui latar belakang di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Formulasi Bumbu Berbeda Terhadap Tingkat Penerimaan Konsumen Samosa Ikan Jambal Siam (Pangasius hypophthalmus)”.

1.2. Perumusan Masalah

Ciri khas dari isi samosa adalah berupa daging cincang dan bumbu kari. Daging yang biasa digunakan adalah daging kambing. Dalam hal ini penulis tertarik untuk mengganti daging kambing dengan daging ikan. Hal ini sejalan dengan pola konsumsi masyarakat yang mulai beralih dari mengkonsumsi daging merah ke daging putih. Salah satu jenis ikan yang memiliki daging berwarna putih yaitu ikan jambal siam. Mengingat produksi ikan jambal siam di Provinsi Riau yang cukup besar, maka perlu dilakukan diversifikasi produk guna meningkatkan nilai tambah dari ikan itu sendiri. Permasalahannya adalah belum diketahui seberapa besar penerimaan konsumen terhadap samosa ikan jambal siam dengan menggunakan formulasi bumbu berbeda. Maka dari itu perlu diketahui formulasi bumbu yang tepat sehingga samosa ikan jambal siam ini bisa diterima oleh konsumen.

| Download File Lengkapnya... |

Like Skripsi Ini :