1.1 Latar Belakang ANALISIS PENGARUH TINGKAT INVESTASI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB JAWA TENGAH
Pembangunan ekonomi adalah proses merubah struktur ekonomi yang
belum berkembang dengan jalan capital investment dan human investment
bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran penduduk atau income per capita
naik (Hasibuan, 1987: 12). Suparmoko, pembangunan ekonomi adalah usaha-
usaha untuk meningkatkan taraf hidup suatu bangsa yang seringkali diukur
dengan tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita (2002: 5). Jadi tujuan
pembangunan ekonomi disamping untuk meningkatkan pendapatan nasional
riil juga untuk meningkatkan produktivitas. Pembangunan ekonomi dapat
memberikan kepada manusia kemampuan yang lebih besar untuk menguasai
alam sekitarnya dan mempertinggi tingkat kebebasannya dalam mengadakan
suatu tindakan tertentu. Pembangunan ekonomi ini mempunyai tiga sifat
penting, yaitu :
a. Suatu proses yang berarti merupakan perubahan yang terjadi terus-
menerus.
b. Suatu usaha untuk menaikkan pendapatan per jiwa/income per capita.
c. Kenaikan income per capita itu harus terus-menerus dan pembangunan itu
dilakukan sepanjang masa (Hasibuan, 1987: 12).
Pemberlakuan Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang pelimpahan
sebagian wewenang pemerintah daerah untuk mengatur dan
menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri dalam rangka pembangunan
nasional negara Republik Indonesia dan pemberlakuan Undang-undang No.
33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, diharapkan bisa memotifasi peningkatan kreatifitas dan
inisiatif untuk lebih menggali dan mengembangkan potensi-potensi yang
dimiliki oleh tiap-tiap daerah, dan dilaksanakan secara terpadu, serasi, dan
terarah agar pembangunan disetiap daerah dapat benar-benar sesuai dengan
prioritas dan potensi daerah.
Kegiatan pembangunan nasional tidak lepas dari peran seluruh
Pemerintah Daerah yang telah berhasil memanfaatkan segala sumber daya
yang tersedia di daerah masing-masing. Sebagai upaya memperbesar peran
dan kemampuan daerah dalam pembangunan, pemerintah daerah dituntut
untuk lebih mandiri dalam membiayai kegiatan operasional rumah tangga.
Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan, pemerintah daerah tingkat satu
memanfaatkan segala sumber daya yang tersedia di daerah itu dan dituntut
untuk bisa lebih mandiri. Terlebih dengan diberlakukannya otonomi daerah,
maka pemerintah daerah tingkat satu harus bisa mengoptimalkan
pemberdayaan semua potensi yang dimiliki dan perlu diingat bahwa
pemerintah daerah tingkat satu tidak boleh terlalu mengharapkan bantuan dari
pemerintah pusat seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
Pertumbuhan ekonomi adalah sebagian dari perkembangan
kesejahteraan masyarakat yang diukur dengan besarnya pertumbuhan
domestik regional bruto perkapita (PDRB perkapita) (Zaris, 1987: 82).
Tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dengan tingginya
nilai PDRB menunjukkan bahwa daerah tersebut mengalami kemajuan dalam
perekonomian. Provinsi-provinsi yang berada di pulau Jawa (kecuali DKI
Jakarta) ternyata mempunyai pertumbuhan ekonomi yang tergolong rendah.
Ini dikarenakan sedikitnya sumber daya alam yang dimiliki oleh provinsi-
provinsi yang berada di pulau Jawa. Sumber daya alam ini merupakan salah
satu faktor pendorong pertumbuhan daerah, selain pola investasi dan
perkembangan prasarana transportasi (Zaris, 1987: 86). Salah satu indikator
keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolok ukur
secara makro adalah pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi, meskipun telah
digunakan sebagai indikator pembangunan, pertumbuhan ekonomi masih
bersifat umum dan belum mencerminkan kemampuan masyarakat secara
individual. Pembangunan daerah diharapkan akan membawa dampak positif
pula terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi daerah dapat
dicerminkan dari perubahan PDRB dalam suatu wilayah. Jawa Tengah yang
dikategorikan memiliki pertumbuhan ekonomi yang rendah ternyata memiliki
sumber daya alam yang cukup banyak. Laju pertumbuhan ekonomi di Jawa
Tengah selama kurun waktu lama tahun terakhir ini selalu mengalami
kenaikan, walaupun kenaikan itu tudak terlalu signifikan. Kondisi tersebut
dapat dilihat dari Tabel 1.1.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa tingkat investasi,
pendapatan asli daerah dan tenaga kerja mempunyai pengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Apabila nilai dari masing-masing
variabel meningkat maka peningkatan juga terjadi pada pertumbuhan ekonomi
dalam hal ini adalah PDRB. Apabila terjadi penurunan dari variabel-variabel
tersebut penurunan juga terjadi terhadap PDRB, dari fenomena tersebut di atas
maka perlu adanya suatu penelitian yang diharapkan dapat memberikan
rekomendasi demi kelangsungan pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah. Hal
ini yang melatarbelakangi penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Tingkat Investasi, Pendapatan Asli Daerah dan Tenaga Kerja terhadap PDRB Jawa Tengah”.
1.2 Perumusan Masalah Dari penjelasan latar belakang diatas dapat dikemukakan masalah yang
ingin disampaikan yaitu :
1. Apakah ada pengaruh tingkat investasi, pendapatan asli daerah,dan tenaga
kerja terhadap PDRB Jawa Tengah?
2. Seberapa besar pengaruh masing-masing variable tingkat investasi,
pendapatan asli daerah, dan tenaga kerja terhadap PDRB Jawa Tengah?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis apakah tingkat investasi, pendapatan asli daerah,
dan tenaga kerja berpengaruh terhadap PDRB Jawa Tengah.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel
yaitu tingkat investasi, pendapatan asli daerah, dan tenaga kerja
terhadap PDRB Jawa Tengah.
Kata Kunci : Tingkat Investasi, Pendapatan Asli Daerah, Tenaga Kerja, PDRB
Jawa Tengah.
13.38
Unknown
Comment With Facebook!
4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: ANALISIS PENGARUH TINGKAT INVESTASI, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB JAWA TENGAH
Rating: