A. Latar Belakang FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA BERULANG PADA BALITA USIA 36 – 59 BULAN DI PUSKESMAS SALOTUNGO WATAN SOPPENG
ISPA
(
Infeksi Saluran Pernafasan Atas)
masih merupakan masalah
kesehatan yang penting, karena ISPA
(
seperti ; sinusitis, common cold, influenza,
pneumonia
)
penyebab kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira
1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode
ISPA setiap tahunnya. 40 % - 60 % dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh
penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20
% -30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan terjadi
pada bayi berumur kurang dari 2 bulan. Hingga saat ini angka mortalitas ISPA
yang berat masih sangat tinggi. Kematian seringkali disebabkan karena penderita
datang untuk berobat dalam keadaan berat
(
Rasmaliah, 2004
)
.
Penyebab kematian bayi di Indonesia hasil survey mortalita subdit ISPA
tahun 2005 menunjukkan bahwa ISPA merupakan dari penyebab kematian bayi
dengan jumlah 22,3% dari sekian kasus penyebab kematian pada balita
(
Depkes
RI, 2007
)
.
Dari pola 10 penyakit terbanyak di beberapa rumah sakit umum di
Indonesia maupun data survey
(
SDKI, Surkesnas)
juga menunjukkan tingginya
kasus ISPA. Prevalensi ISPA dalam beberapa tahun menurut hasil SDKI yaitu
pada tahun 1991 terjadi prevalensi 9,8% dengan kelompok umur 12 – 23 bulan,
tahun 1994 terjadi prevalensi 10% dengan kelompok umur 6 – 35 bulan, tahun
1997 terjadi prevalensi 9% dengan kelompok umur 6 – 11 bulan, tahun 2002-2003
terjadi prevalensi 8% dengan kelompok umur 6 – 23 bulan, dan pada tahun 2007
terjadi prevalensi 11% dengan kelompok umur 12 – 23 bulan
(
Depkes RI, 2007)
.
Sedangkan menurut data yang dikumpulkan melalui Profil Kesehatan Kota
Makassar Tahun 2008 tercatat bahwa jumlah kasus ISPA sebanyak 42.563
penderita
(
Dinkes SulSel, 2008
)
.
Dan dari hasil data kunjungan Puskesmas Salotungo, Kab. Soppeng,
Provinsi Sulawesi Selatan survey dalam kasus pola 10 penyakit terbesar
Puskesmas Salotungo tahun 2008 pun menunjukkan bahwa angka kesakitan yang
paling tinggi ditimbulkan oleh ISPA dengan jumlah 1950 kasus dengan persentase
sekitar 29,03% dari jumlah kasus pola 10 penyakit terbesar.
Dari olah data kunjungan kasus ISPA Balita dengan usia 39 – 59 bulan
menunjukkan bahwa terdapat 75 kunjungan kasus atau sekitar 27,29% dari
seluruh kejadian ISPA di Puskesmas SalotungotaTahun 2008 yang dialami oleh
Balita.
Dari hasil uraian diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa ISPA
merupakan masalah kesehatan utama yang ada ditengah masyarakat baik
ditingkat nasional maupun tingkat kabupaten/kota, khususnya diwilayah kerja
Puskesmas Salotungo sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi kejadian ISPA pada Balita.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari hasil uraian latar belakang diatas, maka peneliatian ini
difokuskan pada ; Faktor apa saja yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada
Balita di wilayah kerja Puskesmas Salotungo Kabupaten Soppeng.
11.26
Unknown
Comment With Facebook!
4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ISPA BERULANG PADA BALITA USIA 36 – 59 BULAN DI PUSKESMAS SALOTUNGO WATAN SOPPENG
Rating: