Latar Belakang Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD (Student Team Echievement Division) dengan Menggunakan Media Pembelajaran ”Kartu Soal” untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Kelas XI SMA Teuku Umar Semarang
Peran pendidikan sangat penting bagi kualitas kehidupan bangsa, karena
kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Oleh karena
itu pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan yang bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan Nasional. Upaya peningkatan mutu pendidikan
itu diharapkan dapat menaikan harkat dan martabat manusia Indonesia. Untuk
mencapai itu pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman. Pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting dalam era globalisasi, karena visi
pendidikan sekarang lebih ditekankan pada pembentukan sumber daya manusia
yang berkualitas. Kemajuan ilmu pendidikan dan tehnologi menuntut
peningkatan mutu pendidikan yang lebih modern agar siswa sebagai subyek
dapat mengikuti kemajuan tersebut. Oleh karena itu perlu melakukan perbaikan-
perbaikan, perubahan-perubahan dan pembaharuan dalam segala aspek yang
dapat mempengruhi keberhasilan pendidikan yang meliputi, kurikulum, sarana
dan prasarana, guru, siswa serta metode pengajarannya.
Dalam kegiatan pembelajaran antara guru, siswa, materi pelajaran serta
metode pengajaran tidak dapat dipisahkan. Guru mempunyai peranan yang
sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, karena guru merupakan kunci
keberhasilan dari proses pembelajaran. Pengelolaan kelas yang baik,
membimbing siswa agar dapat mengembangkan pengetahuan dan ketrampialan
adalah tugas dari seorang guru. Guru dituntut untuk melakukan inovaso-inovasi
terhadap kegiatan belajar mengajar agar siswa tidak mengalami kebosanan dalam
menerima penjelasan materi pelajaran yang diberikan oleh guru..
Keberhasilan
proses belajar mengajar yang dilakukan oleh seoarang guru akan ditentukan oleh
seberapa jauh penguasaan ketrampilan dasar mengajar yang dimiliki oleh guru
yang bersangkutan. Keterampilan dasar ini masing-masing memiliki sifat yang
spesifik, dapat diobservasi sebagai ketrampilan dasar mengajar yang efektif,
dapat dianalisis sampai sekecil-kecilnya, dapat secara jelas didemonstrasikan
dalam proses belajar mengajar, dan dapat dikombinasikan atau digunakan secara
integreted dengan ketrampilan atau metode mengajar yang lain (Sunaryo 1989:7).
Sosiologi adalah salah satu cabang dari ilmu sosial, berdasarkan asumsi
para siswa dan pengalaman peneliti selama menempuh pendidikan di bangku
SMA pelajaran ilmu sosial di sekolah selama ini dikenal sebagai pelajaran yang
membosankan dan tidak menarik sehingga siswa kebanyakan menyepelekan
pelajaran yang berkaitan dengan ilmu sosial. Begitu juga pelajaran sosiologi,
suatu fenomena yang kurang menguntungkan bagi guru sosiologi selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung adalah suasana belajar di kelas terasa
kering dan kurang hidup. Nampak pada raut muka dan perilaku para siswa yang
menunjukan kebosanan. Lebih-lebih apabila materi pelajaran sosiologi
disampaikan pada saat jam-jam terakhir. Hal ini dimungkinkan terjadi karena
guru kurang kreatif dan variatif dalam menerapkan model pembelajaran atau
guru dalam mengajar hanya menggunakan metode ceramah yang monoton,
kegiatan belajar mengajar semacam ini cenderung mengundang rasa jenuh dan
bosan pada siswa karena metode ceramah yang digunakan selama ini memiliki
beberapa kelemahan yaitu pada pembelajaran ini siswa cenderung pasif dan
hanya menerima apa yang diberikan oleh guru.
Penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran dan
materi pelajaran adalah salah satu cara untuk membantu meningkatkan kualitas
proses belajar mengajar yang ditandai hilangnya rasa bosan dari diri siswa
maupun guru. Penerapan model pembelajaran Cooperative Tipe STAD (Student
Team Achievement Division) dengan menggunakan media pembelajaran “Kartu
Soal” ini diharapkan akan menarik perhatian siswa, sehingga siswa mudah
menerima dan mengingat materi pelajaran sosiologi yang disampaikan oleh guru.
Dalam pembelajaran ini siswa bebas melakukan diskusi kelompok, di mana
kelompok-kelompok tersebut heterogen. Baik dalam tingkat kemampuan
belajarnya, atau jenis kelaminnya. Rasa bosan siswa dalam mendengarkan
ceramah guru akan dapat teratasi. Jadi untuk memberikan penjelasan materi
pelajaran siswa tidak hanya mendengarkan penuturan kata-kata oleh guru.
Dengan hilangnya rasa bosan pada diri siswa dalam proses belajar mengajar
berarti siswa secara aktif ikut ambil bagian. Semakin tinggi kadar partisipasi
dalam kegiatan belajar mengajar, semakin berkembang kreatifitas dan inovasi
mereka sehingga kualitas proses belajar mengajar dari aspek proses sekaligus
hasil atau prestasi dapat meningkat.
STAD (Studen Team Achievement Division) adalah salah satu
pendekatan model cooperative learning dimana siswa belajar dalam kelompok-
kelompok kecil terdiri dari 4-6 orang siswa yang memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah
secara bersama-sama dengan dibimbing oleh guru (Nurhadi, 2004 : 64)
SMA Teuku Umar adalah salah satu SMA di Semarang yang beralamat
di Jl. Karang Rejo Tengah IX / 99 Semarang. Alasan peneliti memilih SMA
Teuku Umar sebagai tempat penelitian adalah. di sekolah ini hasil belajar siswa
masih rendah meskipun sudah memenuhi batas minimal yang ditetapkan yaitu
60. Dalam kegiatan belajar mengajar Guru masih menggunakan metode ceramah,
sehingga siswa masih kurang dalam kemampuan kerjasama, berpikir kritis dan
sikap sosial. Selain itu metode ini membuat siswa merasa jenuh karena mereka
tidak menumbuhkan kerjasama dan sikap sosial dalam kegiatan belajar mengajar,
dimana kemampuan tersebut dapat berdampak positif dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.
Kekurangan siswa di SMA ini perlu diatasi dengan adanya perubahan
model pembelajaran yang digunakan guru yaitu dari model pembelajaran
ceramah menjadi model pembelajaran kooperatife. Ada beberapa model
pembelajara kooperatife, dalam hal ini peneliti akan menggunakan salah satu
model pembelajaran kooperatif yaitu STAD (Student Team Echievement
Division) dengan menggunakan media pembelajaran ”kartu soal”. Alasan peneliti
mengambil model pembelajaran kooperative learning tipe STAD (Student Team
Achievement Division) adalah karena model pembelajaran tersebut memiliki
beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh model pembelajaran yang lain.
Kelebihan model pembelajaran STAD (Student Team Achievemen
Division) adalah (1).Kuis, setelah satu sampai dua periode penyajian, guru dan
latihan team siswa mengikuti kuis secara individu. Kuis dikerjakan oleh siswa
secara mandiri. Hal ini bertujuan untuk menunjukan apa saja yang telah diperoleh
siswa setelah belajar dalam kelompok. (2). Penghargaan, team dimungkinkan
mendapatkan sertifikat atau penghargaan lain apabila skor rata-rata mereka
melebihi kriteria tertentu. Penghargaan ini juga berlaku bagi siapa saja yang bisa
memenangkan kuis yang biasanya diberikan oleh guru. Selain itu model
pembelajaran STAD (Student Team Achievement Division) ini juga memiliki
beberapa kelebihan yaitu mengembangkan serta menggunakan ketrampilan siswa
dalam berfikir kritis dan kerja kelompok, menciptakan hubungan antar pribadi
yang positif diantara siswa yang berasal dari karakteristik yang berbeda,
menerapkan bimbingan oleh teman , siswa yang belum mengerti tentang materi
yang didiskusikan bertanya pada teman dalam kelompoknya dan guru
memberikan bimbingan apabila diperlukan. Dan menerapkan lingkungan yang
menghargai pendapat orang lain.
Untuk memperlancar penelitian, peneliti akan mengambil salah satu
materi pelajaran sosiologi yang akan disampikan di kelas XI semester II yang
kebetulan merupakan materi terahir pelajaran sosiologi sebelum diadakan ujian
akhir semester yaitu tentang masyarakat multikultural.
Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian dengan judul ”Perbandingan Antara Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD (Student Team Achievement Division) Menggunakan Media Pembelajaran ”Kartu Soal” Dengan Model Pembelajaran Ceramah Pada Mata Pelajaran Sosiologi Pokok Bahasan Masyarakat Multikultural Siswa Kelas XI SMA Teuku Umar Semarang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini adalah :
1. Lebih efektif mana antara penerapan model pembelajaran Kooperative
Learning tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan
menggunakan media pembelajaran ”Kartu Soal” dengan model pembelajaran
ceramah pada pelajaran sosiologi pokok bahasan masyarakat multikultural?
2. Apa saja keunggulan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
Team Achievement Division) dalam pembelajaran mata pelajaran sosiologi
pokok bahasan masyarakat multikultural ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan judul dan permasalahan yang penulis kemukakan diatas,
maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui :
1. Lebih efektif mana antara penerapan model pembelajaran Kooperative
Learning tipe STAD (Student Team Achievement Division) dengan
menggunakan media pembelajaran ”Kartu Soal” dengan model pembelajaran
ceramah pada materi pelajaran sosiologi pokok bahasan masyarakat
multikultural.
2. Apa saja keunggulan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student
Team Achievement Division) dalam pembelajaran mata pelajaran sosiologi
pokok bahasan masyarakat multikultural.
14.43
Unknown
Comment With Facebook!
4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD (Student Team Echievement Division) dengan Menggunakan Media Pembelajaran ”Kartu Soal” untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Sosiologi Siswa Kelas XI SMA Teuku Umar Semarang
Rating: