Follow me on Facebook! Follow me on Twitter!
 7projectsdistro.com - Toko Kaos Distro Online Terlengkap Termurah dan Terpercaya

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN DAN OPERATING LEVERAGE TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)

PanduanTOEFL Terbaik dengan Metode MindMap
1.1 LATAR BELAKANG PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN DAN OPERATING LEVERAGE TERHADAP STRUKTUR  MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)

Dalam masa pembangunan seperti saat ini, persaingan di dunia usaha baik di sektor industri maupun jasa semakin tajam. Hal ini menyebabkan setiap perusahaan berupaya untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Usaha yang dilakukan oleh perusahaan antara lain: menyesuaikan diri terhadap perubahan – perubahan yang terjadi di dalam maupun di luar perusahaan serta mengupayakan agar setiap sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan digunakan secara efektif dan efisien. Peningkatan efisiensi dan produktivitas memerlukan suatu kondisi yang sehat, sehingga akan mampu menghasilkan keuntungan, untuk dapat tumbuh dan berkembang lebih baik. Setiap usaha untuk mencapai tujuan tersebut, nantinya tidak akan terlepas dari adanya pengaruh, baik pengaruh yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan itu sendiri. Faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan, bagi pengelola perusahaan agak sulit untuk mengendalikannya. Salah satu faktor dari dalam perusahaan relatif lebih mudah untuk mengendalikannya. Salah satu faktor dari dalam perusahaan tersebut adalah menyangkut pada bagaimana perusahaan tersebut memperoleh dana dan memilih dana yang digunakan untuk membiayai investasi yang akan dilakukan. Sumber-sumber dana yang dapat digunakan perusahaan dalam membiayai investasinya dapat dikategorikan menjadi dua sumber, yaitu sumber dana intern yakni sumber-sumber dana yang berasal dari dari dalam perusahaan, dan sumber dana yang berasal dari luar perusahaan disebut sumber dana ekstern. Sumber dana dari dalam perusahaan, dapat berupa laba ditahan, sedangkan sumber dana dari luar perusahaan dapat berupa pinjaman. Jika sumber dana diperoleh dari luar perusahaan yang berupa pinjaman tersebut, maka nantinya perusahaan akan mempunyai kewajiban yang sifatnya tetap, yaitu harus membayar bunga dari pinjaman tersebut secara tetap dan angsuran pokok. Sedangkan pembayaran bunga dan angsuran pokok ini harus tetap dilaksanakan dalam jumlah tertentu oleh perusahaan, sekalipun perusahaan itu mengalami kerugian. Hal ini tentu saja menjadi pertimbangan bagi perusahaan, sehingga jumlah pinjaman ini harus dibatasi untuk menjaga agar perusahaan tetap mempunyai kemampuan membayar hutang-hutangnya.

Pada dasarnya untuk memenuhi kebutuhan dana, perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa hal antara lain maka setidaknya ada tiga hal yang perlu dipikirkan, yaitu besarnya dana yang akan dibutuhkan dan dimana dana tersebut nantinya akan dapat diperoleh serta berapa lama dana tersebut akan digunakan dalam membiayai kegiatan operasional perusahaan. Kebutuhan dana untuk pengeluaran operasional dibiayai dengan sumber dana jangka pendek. Sumber dana ini digunakan untuk membiayai operasi perusahaan sehari–hari, misalnya : membayar gaji pegawai, membeli bahan baku, membayar biaya administrasi dan lain – lain. Dana yang akan dikeluarkan ini diharapkan dapat kembali dalam jangka waktu yang relatif pendek (kurang dari satu tahun) melalui hasil penjualan. Sementara itu kebutuhan dana untuk pengeluaran kapital dibiayai dengan sumber dana jangka panjang seperti penerbitan saham, obligasi, dan laba ditahan. Dana itu digunakan untuk membelanjai investasi perusahaan. Hasil pengembaliannya dapat diterima kembali dalam jangka waktu relatif lama (lebih dari satu tahun). Penggunaan sumber dana jangka waktu panjang seperti hutang jangka panjang, saham (baik saham biasa atau saham preferen), obligasi dan laba ditahan yang digunakan oleh perusahaan akan membentuk struktur modal perusahaan. Struktur modal pada dasarnya merupakan suatu pembiayaan permanen yang terdiri dari modal sendiri dan modal asing, dimana modal sendiri terdiri dari berbagai jenis saham dan laba ditahan. Modal asing terdiri dari berbagai hutang jangka panjang yang meliputi berbagai jenis obligasi, hutang hipotik dan lain – lain. Penggunaan modal asing akan menimbulkan beban yang tetap dan besarnya penggunaan modal asing ini akan menentukan leverage perusahaan. Suatu perusahaan jika dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan pemenuhan dengan sumber dari dalam perusahaan akan mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. Modal asing hanya digunakan sebagai pelengkap apabila dana yang diperlukan kurang mencukupi. Oleh karena itu, para manajer keuangan dengan tetap memperhatikan cost of capital perlu menentukan apakah kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dengan modal sendiri ataukah dipenuhi dengan modal asing.

Perusahaan makanan dan minuman adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman. Di Indonesia perusahaan makanan dan minuman dapat berkembang pesat, hal ini terlihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari periode ke periode semakin banyak, walaupun ada beberapa perusahaan yang pernah mengalami defisiensi modal untuk sementara karena imbas dari krisis ekonomi. Tetapi tidak menutup kemungkinan perusahaan ini sangat dibutuhkan masyarakat sehingga prospeknya menguntungkan baik di masa sekarang maupun yang akan datang. Alasan pemilihan sektor industri makanan dan minuman adalah karena saham tersebut merupakan saham-saham yang paling tahan krisis ekonomi dibanding sektor lain karena dalam kondisi krisis atau tidak, sebagian besar produk makanan dan minuman tetap dibutuhkan. Di sisi lain didasarkan atas prediksi bahwa perusahaan makanan dan minuman merupakan perusahaan yang sangat dibutuhkan untuk kebutuhan sehari-hari sehingga sangat kecil kemungkinan untuk rugi (ICMD,2000). Salah satu masalah pembelanjaan perusahaan adalah menyangkut masalah keseimbangan finansial. Keseimbangan finansial perusahaan dapat dicapai apabila perusahaan tersebut selama menjalankan fungsinya tidak menghadapi gangguan-gangguan finansial, yang ini disebabkan adanya keseimbangan antara jumlah modal yang tersedia dengan jumlah modal yang dibutuhkan (Riyanto, 2001:14). Dalam menentukan kebutuhan-kebutuhan sumber dana dapat digunakan pedoman struktur finansial baik yang vertikal maupun yang horizontal (Riyanto, 2001:15). Pedoman struktur finansial yang vertikal memberikan imbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya jumlah modal pinjaman (hutang) dengan besarnya jumlah modal sendiri. Berdasarkan anggapan bahwa pembelanjaan yang sehat itu pertama-tama harus dibangun atas dasar modal sendiri, yaitu modal yang tahan risiko maka besarnya modal asing dalam keadaan apapun tidak boleh melebihi besarnya modal sendiri. Koefisien utang, yaitu angka perbandingan antara jumlah modal asing dengan modal sendiri tidak boleh melebihi 1:1. Adapun pedoman struktur finansial yang horizontal memberikan batas imbangan antara besarnya modal sendiri dengan besarnya jumlah aktiva tetap plus persediaan besi. Pedoman tersebut menyatakan bahwa keseluruhan aktiva plus persediaan besi harus sepenuhnya dibelanjai dengan modal sendiri yaitu modal yang tetap tertanam dalam perusahaan. Perimbangan yang optimal antara modal asing dan modal sendiri akan mencerminkan struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat meminimalkan biaya modal rata- rata atau memaksimalkan nilai perusahaan atau struktur modal yang optimal adalah suatu struktur modal yang biaya marjinal riil hutang (marginal real cost of debt) sama dengan biaya marjinal riil modal sendiri (marginal real cost of equity). Namun, dalam kenyataan sulit bagi perusahaan untuk menentukan suatu struktur modal yang terbaik dalam suatu komposisi pembelanjaan yang tepat. Lebih mudah apabila perusahaan mencoba menaksir dalam suatu “range berapa tingkat leverage yang tepat bagi perusahaan” (Hartono, 1990:3). Setiap perluasan basis modal sendiri akan memperbesar kemampuan perusahaan dalam menanggung risiko usaha yang akan dibelanjainya, hal ini didasarkan pada prinsip keamanan dimana hal ini akan memberikan pengaruh yang baik terhadap kreditur maupun terhadap perusahaan sendiri (Riyanto, 2001:23). Namun secara kenyataan lebih banyak pengusaha besar sukses atau perusahaan besar di dunia ini yang menggunakan hutang sebagai cara yang efektif untuk dapat mengembangkan usaha secara cepat. Sebenarnya yang paling ideal adalah mengunakan hutang dalam batas tertentu di mana diperkirakan dalam berbagai situasi dan kondisi, baik dalam kondisi ekonomi sulit maupun menggembirakan, perusahaan tetap dapat mengembalikan pinjaman beserta bunganya. Hal ini menunjukkan bahwa dalam memenuhi kebutuhan modalnya, perusahaan lebih banyak menggunakan hutang jangka panjang daripada modal sendiri. Semakin besar hutang akan menyebabkan semakin besar risiko yang harus dihadapi perusahaan, antara lain kesulitan keuangan, kegagalan membayar bunga dan pokok pinjaman sampai kebangkrutan. Dari kenyataan tersebut, faktor– faktor struktur modal diduga dapat mempengaruhi struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman. Dari beberapa penelitian yang dilakukan oleh para ahli seperti yang dilakukan Harjudi Agustavianto menunjukkan bahwa karakteristik perusahaan atau industri akan menentukan rasio leverage perusahaan. Karakteristik-karakteristik perusahaan atau industri tersebut yaitu : ketidakstabilan, kemungkinan kebangkrutan, aktiva tetap, non-debt tax shield, periklanan, biaya penelitian dan pengembangan, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, free cash flow, dan keunikan perusahaan (Agustavianto, 1995:3-4). Dalam melakukan keputusan pendanaan, perusahaan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi sumber-sumber dana ekonomis guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya. Brigham dan Houston (2001:39-41), mengemukakan faktor – faktor yang mempunyai pengaruh terhadap sruktur modal antara lain: stabilitas penjualan atau ukuran perusahaan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, sikap pemberi pinjaman, dan lembaga penilai peringkat, keadaan pasar modal, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan. Berdasarkan hasil penelitian para ahli seperti yang telah dilakukan oleh Sekar, Saidi, Janny, Augustinus, Sujianto, Agustavianto dan Hartono tentang faktor–faktor yang mempengaruhi struktur modal, penulis membatasi penelitian dengan mengambil tiga faktor saja yaitu struktur aktiva, ukuran perusahaan dan operating leverage. Dengan mengetahui bagaimana faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, dapat membantu perusahaan makanan dan minuman dalam menentukan bagaimana seharusnya pemenuhan dana harus dilakukan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan oleh penulis, untuk itu penulis tertarik mengadakan penelitian tentang PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN DAN OPERATING LEVERAGE TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ).

1.2 PERUMUSAN MASALAH
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan adalah struktur modal, yaitu pembelanjaan permanen yang terdiri dari modal sendiri dan modal asing. Untuk itu manajer keuangan dengan tetap memperhatikan cost of capital perlu menentukan apakah kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dengan modal sendiri ataukah dipenuhi dengan modal asing. Penggunaan modal asing akan menentukan struktur modal. Dalam melakukan keputusan pendanaan, perusahaan dituntut untuk mempertimbangkan faktor – faktor yang mempengaruhinya, diantaranya adalah struktur aktiva, ukuran perusahaan dan operating leverage.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, permasalahan dalam penelitian ini adalah seberapa besar pengaruh struktur aktiva, ukuran perusahaan dan operating leverage terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tahun 2002– 2005 baik secara simultan maupun secara parsial ?

Like Skripsi Ini :

Baca Juga Judul Menarik Lainnya di Bawah INI :

Comment With Facebook!

Rating: 4.5 | Reviewer: Unknown | ItemReviewed: PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN DAN OPERATING LEVERAGE TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ)